Pilih Produk Tabungan Sesuai Kebutuhan

Pilih Produk Tabungan Sesuai Kebutuhan

\"celengan+babi+unik+murah\"Jangan membeli kucing di dalam karung. Barangkali pepatah ini bisa menjadi pedoman pertama saat kita akan memilih tabungan di sebuah bank. Pesan tersebut  mengarahkan kita agar teliti sebelum menaruh uang di tabungan. Memang bersikap teliti itu boleh dikatakan gampang-gampang susah. Setidaknya kita harus tekun memburu informasi dan tentunya perlu kesabaran. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam memilih tabungan.   PERTAMA Menabunglah di beberapa bank yang tepercaya agar uang kita tidak hilang seluruhnya jika tiba-tiba salah satu bank ditutup atau berbuat curang. Lebih kurang cara ini sama seperti prinsip berinvestasi, yaitu jangan letakkan telur di dalam satu keranjang (don’t put the eggs in one basket).   Bagaimana menilai suatu bank dikatakan tepercaya? Kita bisa melihat dari rasio kesehatan keuangannya, misalnya rasio kecukupuan modal atau capital adequacy ratio (CAR). Bank Indonesia (BI) menetapkan bahwa minimum CAR bank itu sebesar 8%. Jadi, kalau ada bank yang CAR-nya di bawah angka itu, katakan 5%, sebaiknya Anda jangan menabung di bank tersebut karena risikonya tinggi.   Selain itu, jangan mudah terpesona dengan penampilan lahiriah suatu bank, misalnya gedung kantor yang bertingkat tinggi atau mewah. Jangan pula mudah tergoda dengan penawaran hadiah yang menggiurkan dan rayuan promosi yang gencar. Pasalnya, hal itu belum tentu mencerminkan kondisi kesehatan bank yang bersangkutan.   KEDUA Tabungan yang kita buka di beberapa bank itu sebaiknya diatur: ada yang untuk benar-benar menabung dan ada pula yang hanya untuk transaksi rutin atau transaksi lainnya. Sebagai rekomendasi, jenis tabungan yang untuk benar-benar menabung sebaiknya jenis tabungan berencana atau pendidikan.   Sebab, selain menciptakan budaya disiplin menabung setiap bulan dengan mudah—karena ada fasilitas autodebit dari rekening gaji kita ke tabungan tersebut yang bisa dimanfaatkan—jenis tabungan tersebut juga efektif mencegah kebiasaan menarik uang tunai untuk kebutuhan konsumtif yang biasanya kita lakukan begitu gaji diterima pada akhir bulan.   Namun, bukan berarti tabungan biasa tidak direkomendasikan. Saldo tabungan biasa dalam jumlah tertentu juga bisa memberi bunga yang bagus yang sekaligus bisa menutup biaya administrasi atau lainnya. Cuma, bedanya, budaya disiplin menabung kalau di tabungan biasa tergantung dari seberapa kuat diri kita mengendalikan naluri budaya konsumtif kita.   KETIGA Rajin melatih mental mawas diri. Kenapa mawas diri? Karena, walau kita akhirnya merasa yakin mana tabungan yang terbaik, terkadang dalam perjalanan menikmati kegunaannya bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan. Entah itu disebabkan pihak bank, seperti terjadinya kesalahan teknis yang berbau teknologi ketika melakukan transfer, entah human error dari karyawannya. Tapi, tidak jarang juga disebabkan oleh keteledoran diri kita sendiri.   Pendek kata, kita harus menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak. Termasuk tabungan terbaik menurut versi kita sekalipun. Memang, kapok itu boleh-boleh saja. Tapi, bukankah salah satu pelajaran hidup itu seperti kata tagline iklan salah satu sabun cuci terkenal, yaitu nggak ada noda ya nggak belajar.   Jadi, kita jangan takut salah dalam memilih tabungan yang terbaik. Tabungan yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut orang lain. Begitu juga sebaliknya. Tapi, kalaupun ternyata pilihan kita yang salah, anggap saja uang kita yang ditabung di bank tersebut sebagai ongkos belajar dalam memilih tabungan. Selamat mencoba. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: