ABG Jangan Diberi Motor
TUBEI, BE - Kecelakaan yang terjadi Jum\'at (15/2) malam kemarin yang merenggut nyawa Fuad Akbar (14) yang masih duduk di kelas III SMP merupakan pelajaran bagi setiap orang tua yang memiliki anak di bawah umur namun telah bisa mengendarai motor. Pihak kepolisian kembali mengingatkan bahayanya anak di bawah umur mengendarai motor.
Orangtua sebaiknya tidak memberikan kendaraan roda dua kepada anaknya yang belum cukup umur atau belum memiliki surat izin mengemudi (SIM). \"Memang yang paling banyak korban dari pengguna kendaraan roda dua para pelajar. Kalau sayang anak, sebaiknya jangan diberikan kendaraan roda dua kalau belum waktunya,\" imbau Kapolres Lebong AKBP Roh Hadi SIK melalui Kasat Lantas Iptu Yus Ade Elisia SH saat dikonfirmasi wartawan kemarin.
Selain itu, daripada anak yang membawa motor ke sekolah sebaiknya orangtua yang mengantar sampai ke sekolah. \"Saat ini banyak anak sekolah yang telah diberikan motor, tentunya hal tersebut sangat membahayakan, lebih baik anak kita naik angkot karena lebih aman,\" katanya.
Menurutnya baik orangtua, guru, polisi, hingga masyarakat secara umum punya andil terhadap fenomena anak di bawah umur mengendarai motor. \"Jadi masalah pengendara di bawah umur ini adalah masalah bersama. Kita semua harus sinergi. Karena kalau dibiarkan, bisa bahaya untuk si anak dan tentunya kita tidak menginginkan kejadian tersebut terjadi lagi,\" pungkas Kasat.
Didukung Warga Sementara itu, sejumlah warga di Kabupaten Lebong mendukung dibuatnya aturan oleh pihak Dinas Pendidikan Nasional Pemuda dan Olahraga (Diknaspora) Lebong yang melarang pelajar SMP dan SMA bersepeda motor guna mengurangi dan menghindari risiko kecelakaan di Kabupaten Lebong.
\"Seharusnya memang ada aturan untuk larangan pelajar bersepeda motor. Sebab saya prihatin dengan banyaknya siswa yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Apalagi saat ini, bukan hanya akan SMP yang bisa menaiki motor, bahkan anak SD saja sudah ada yang bisa mengendarai motor,\" ungkap Erni (37), salah satu warga Desa Tunggang, Lebong Utara kepada wartawan kemarin.
Dikatakan Erni, hampir setiap hari Sabtu dan Minggu sore banyak anak-anak yang kebut-kebutan mengendarai motor di kawasan jembatan tunggang. Parahnya, para anak-anak yang mengendarai motor tersebut kurang mengindahkan tata tertib berlalu lintas di jalan raya sehingga selain membahayakan diri sendiri juga orang lain.
\"Seharusnya orang tua lebih perketat pergaulan anak-anaknya. Jangan sampai mereka diberikan motor untuk kebut-kebutan karena seusia anak SMP dan SMA tersebut masih belum mengenal bahaya. Jangan sampai nanti menyesal setelah kejadian,\" pungkas Erni.(777)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: