PAD Provinsi Diproyeksikan Turun
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu memproyeksikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2020 turun dari 2019 ini. Untuk diketahui, PAD tahun 2019 diasumsikan Rp 1,136 triliun, sedangkan untuk 2020 turun menjadi Rp 1,081 triliun atau sekitar Rp 55,1 miliar. Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler menegaskan, penurunan target PAD itu sangat tidak rasional. Harusnya, pemprov menaikan target PAD dari tahun-tahun sebelumnya.
\"PAD turun sampai 5 persen, ini sangat langka dan mustahil. Harusnya PAD itu digenjot naik, bukan justru diturunkan,\" ujar Dempo kepada BE usai menggelar sidang paripurna dengan agenda pandangan umum Banggar DPRD Provinsi Bengkulu atas RAPBD 2020, kemarin (26/11).
Menurut Dempo, selain mendapatkan anggaran dari pusat, pemerintah daerah juga harus mendorong agar PAD bisa naik. Sehingga APBD Provinsi bisa terus mengalami peningkatan. Kondisi saat ini, RAPBD 2020 hanya sebesar Rp 3,3 triliun. Dari total pendapatan Rp 3,3 triliun itu, Rp 2,2 triliun dari hasil transfer pemerintah pusat. Artinya, masih sangat mengandalkan dari pemerintah pusat. \"Harusnya OPD itu dipacu kerja produktif, agar bisa meningkatan PAD. Bukan justru diturunkan,\" paparnya.
Senada, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi mengatakan, banyak hal yang bisa dipacu untuk meningkatkan PAD. Seperti kontribusi dari hadirnya PD Bimex Bengkulu. Perusahaan daerah itu harusnya bisa dinaikkan target PAD-nya, jangan seperti saat ini yang hanya sebesar Rp 15 juta pertahun. \"Kalau PAD Rp 15 juta pertahun, kita hitung perbulan pendapatanya sekitar Rp 1,5 juta. Kalau perhari sekitar Rp 50 ribu. Sekelas perusahaan daerah pendapatanya masih besar orang jual pulsa. Ini perusahaan yang kita banggakan selama ini,\" ujar Edwar.
Menurutnya, PD Bimex harus dioptimalkan untuk mendongkar PAD. Karena Direkturnya juga diseleksi cukup ketat. Harusnya dengan pemilihan Direktur yang ketat itu bisa memberikan kontribusi bagi PD Bimex. Bukan justru sama saja, hanya mampu memberikan PAD Rp 15 juta pertahunnya. \"Kami pikir sebelumnya, PD Bimex itu bisa sampai Rp 150 juta berikan PAD untuk provinsi,\" tuturnya.
Begitupun dengan PT Bengkulu Mandri sebagai BUMD juga bisa meningkatan PAD. Namun tidak memberikan usulan naikan PAD, hanya mampu RP 30 juta pertahunnya. \"Kalau dinaikkan usulan PAD-nya sampai Rp 35 juta atau Rp 40 juta kan bisa kelihatan kerjanya,\" paparnya.
Termasuk Bank Bengkulu, Edwar menegaskan, di RAPBD, Bank Bengkulu meminta penyertaan modal sebesar Rp 30 miliar. Namun, dewan hanya akan menyetujui Rp 15 miliar. Hal itu dilakukan agar Bank Bengkulu bisa bekerja lebih kreatif lagi. Menarik investor datang ke Bengkulu serta bisa berinvestasi di Bank Bengkulu. Jangan hanya mengandalkan penyertaan modal dari pemerintah daerah. \"Hampir semua PNS itu ke Bank Bengkulu. Termasuk pinjaman, tapi jangan hanya itu yang dimanfaatkan. Harus cari lebih besar lagi untuk berinvoasi,\" tandasnya. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: