Ratusan Siswa Masih Bertahan di SDN 62
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Ratusan siswa/siswi SDN 62 Kota Bengkulu (eks-lesehan) masih bertahan belajar di gedung SDN 62 yang lama. Dan belum mau dipindah ke SDN 51 Kota Bengkulu sesuai yang direkomendasikan tim Komnas Perlindungan Anak.
Pantauan BE di lokasi, ratusan siswa didampingi orang tua pada Senin pagi melakukan aktifitas upacara bendera seperti biasa, karena tali pada tiang bendera putus, siswa memasang bendera dengan bambu yang kemudian diikatkan pada tiang bendera.
Usai upacara, para siswa membubarkan diri, ditandai dengan bunyi sirine, satu persatu siswa masuk kedalam kelas sesuai tingkatan. Karena belum ada guru Aparatur Sipil Negara (ASN) yang datang, siswa/siswi masih diajar para relawan.
Salah satu relawan Rahmad Sianturi kepada BE menuturkan belum ada kejelasan sampai kapan tim relawan akan mengajar di SDN 62 Kota Bengkulu. Diakui setelah segel SDN 62 dibuka, belum ada guru ASN yang mengajar, padahal dirinya sangat berharap para murid diajar dengan menggunakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah. \" Kami sifatnya hanya membantu, sehingga pembelajaran hanya mengacu pada materi buku yang dimiliki murid, karena kita tidak memiliki acuan pembelajaran kurikulum, \" ungkapnya.
Diakui sejumlah relawan dari komunitas mulai menarik diri, pun demikian masih banyak relawan lain yang secara individu ingin membantu murid untuk mendapatkan pembelajaran. \"Kami dari Rafflesia membaca sudah mulai menarik diri, tapi secara pribadi kami tetap mengajar disini, dan banyak relawan lain yang terus bersimpati,\" jelasnya.
Terkait belum adanya guru ASN yang mengajar di SDN 62 Kota Bengkulu juga disampaikan koordinator lapangan yang juga wali murid SDN 62 Kota Bengkulu, Ujang Saidina. Tidak ada alasan lagi guru menolak mengajar anak-anak mereka. \"Kami berharap guru ASN pindah mengajar di SDN 62, segel sekolah kan sudah dibuka, dan siswa yang belajar disinipun sangat banyak dibanding di SDN 51 Kota Bengkulu,\" ungkap Ujang Saidina.
Ia bersama dengan wali murid lainnya masih menunggu niat baik pemerintah untuk meminta guru mengajar di SDN 62 Kota Bengkulu. Ia pun menagih janji wakil rakyat untuk merealisasikan janjinya untuk memfasilitasi guru ASN bisa mengajar ke SDN 62 Kota Bengkulu. \" Alasan apa guru tidak ngajar, inikan tidak numpang/lesehan, apakah sekolah ini juga dibilang tidak layak,\" ujarnya bertanya.
Disisi lain atas polemik SDN 62 Kota Bengkulu, wakil ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bengkulu, Nawardi Nawek saat dikonfirmasi menuturkan PGRI sudah memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
\" PGRI mendampingi memberikan masukan untuk mencari solusi yang dialami SDN 62, terlebih para guru ASN, \" katanya.
Telah dibukanya segel SDN 62 Kota Bengkulu hasil kesepakatan ahli waris dengan wali murid tidak serta merta bisa memindahkan guru dan harus mengajar pada sekolah yang diinginkan walimurid. Tenaga pendidik harus bertanggungjawab dalam tugas dan patuh terhadap atasan, dalam hal ini walikota Bengkulu. Sehingga ia pun harus mengikuti instruksi atas putusan walikota yang telah menunjuk proses pembelajaran di SDN 51 Kota Bengkulu. \"Pemerintah sudah memutuskan guru SDN 62 mengajar di SDN 51 Kota Bengkulu. PGRI tidak merekomendasi dan tidak akan mendampingi guru ASN jika mengajar di luar SDN 51 Kota Bengkulu,\" katanya.
Disaat kondisi yang kurang kondusif seperti ini, faktor keamanan. Dicontohkan Nawardi, jika guru tidak memiliki izin mengajar tetapi memaksa mengajar di SDN 62 kemudian terjadi keributan antara guru dengan ahli waris, maka yang dipersalahkan adalah guru sendiri yang melanggar aturan. \"Kita (guru) mengajar itu perlu keamanan, kenyamanan dan perlindungan hukum, tidak cukup anak saja yang nyaman,\" katanya. Nawardi berharap polemik ini dapat diselesaikan dengan cermat sehingga guru ASN dapat bertugas secara kondusif, baik secara tugas maupun perlindungan guru. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: