Penanganan Pasca Bencana Alam

Penanganan Pasca Bencana Alam

Relokasi hingga Normalisasi Air Sungai

BENGKULU, Bengkulu Ekspress – Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah mulai melakukan rapat evaluasi pasca bencana alam tanah longsor dan banjir yang melanda Provinsi Bengkulu akhir bulan lalu.  Rapat evaluasi yang dihadiri oleh semua bupati/walikota yang wilayahnya terdapak bencana alam dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinis, Gubernur menyimpulkan dalam 12 poin tindaklanjut penanganan pasca bencana alam.

Mulai dari upaya relokasi, hingga normalisasi sungai air Bengkulu menjadi solusi yang harus ditempuh oleh pemerintah dalam mengantisipasi kembali terjadinya bencana banjir maupun tanah longsor.  Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, untuk relokasi pertama yang dilakukan ialah Desa Genting Kabupaten Bengkulu Tengah dan kedua relokasi jalan nasional yang berada di Desa Padang Bakung Kabupaten Seluma.

“Untuk relokasi Desa Genting, penyediaan lahan oleh PT Bio,” terang Rohidin kepada Bengkulu Ekspress, usia menggelar rapat evaluasi pasca bencana alam di Gedung Daerah Provinsi Bengkulu, kemarin (27/5).

Penangungjawab relokasi itu dipimpin oleh Pemda Benteng yang dibantu oleh pemprov.  Rohidin menegaskan, cepat atau lambatanya upaya relokasi sendiri tergantung dari pihak Pemda Benteng. Sebab, masyarakat Desa Genting sendiri tidak bisa dipaksakan lagi untuk tinggal dilahan desa yang terkena dampak banjir bandang dan tanah longsor terparah tersebut. “Nanti ada rapat lanjutan yang dipimpin oleh Pemda Benteng dan diikuti oleh semua pihak,” paparnya.

Begitupun dengan relokasi jalan nasional yang berada di Desa Padang Bakung Kabupaten Seluma juga akan dilakukan. Tentunya untuk melakukan itu, akan diusulkan terlebih dahulu ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Ini masuk dalam usulan, untuk bisa dipercapat,” paparnya.

Terkiat sungai air Bengkulu yang meluap hingga membanjiri ribuan rumah masyarakat yang ada di Kota Bengkulu, Rohidin menegaskan, atas usulan pemerintah kota (pemkot) normalisasi air sungai Bengkulu akan dilakukan. Upayanya dengan melakukan pengerukan atas pendangkalan yang terjadi di hilir sungai. Kemudian melakukan pembangunan bendungan yang berada di wilayah Kelurahaan Tanjung Agung Kota Bengkulu.

“Kedis Dinsos Provinsi langsung koordinasi dengan Pemda Kota, untuk melakukan proses hibah lahan miliki Kemensos. Langsung ditindaklanjuti, jangan lama proses lahan tersebut,” ujar Rohidin.

Begitupun dengan Bendungan PLTA Musi juga akan didilakukan optimalisasi kembali. Tentunya dengan membangun banyak cabang drenase atau aliran sungai Musi dan melakukan upaya pemastian kekokohan bangunan bendungan musi. Sehingga ketika debit air tinggi, banjir dihilir bendungan tidak terjadi, seperti kondisi saat ini. “Ini juga silahkan dirapatkan secara intensif, agar dilakukan penanganan secara serius,” ujar Rohidin.

Tak kalah pentingnya, untuk mencari penyebab terjadi banjir dan tanah longsor, evaluasi kinerja lingkungan atas berdirinya perusahaan pertambangan dan perkebunan akan dilakukan. Evaluasi itu akan diserahkan langsung oleh pihak Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Bengkulu. Termasuk mengevaluasi pendirian perumahan di wilayah serapan air seperti wilayah rawa. “Kita tidak bermaksud menghakimi salah satu pihak. Tapi kita ingin mencari solusi yang produktif. Kaloborasi antara investasi dan kinerja lingkungan menjadi sebuah kebutuhan,” tegasnya.

Menurut Rohidin, ketika langkah-langkah ini dilakukan secara bersama, maka akan membawa dampak positif untuk Bengkulu. Sehingga bencana alam tidak terus menghantui masyarakat Provinsi Bengkulu. “Saya yakin bentuk akan memberikan dampak terbaik,” pungkas Rohidin.

Sementara itu, Bupati Bengkulu Tengah (Benteng), Ferry Ramli mengatakan, beberapa kesimpulan yang didapatkan dari hasil rapat evaluasi tersebut, tentunya harus bisa ditindalanjuti. Sebab, seperti Bendungan PLTA Musi, jika tidak dibuat jalur irigasi baru maka, akan membayakan masyarakat di hilirnya, ketika debit air tinggi dan bendungan dibuka. “Dampaknya luas sekali, jika tidak ditindaklanjuti secara segera,” ujar Ferry.

Untuk kerugian sendiri, di Bengkulu Tengah pasca bencana alam sampai Rp 215 miliar. Kerusakan rumah dan fasiltias umum serta fasilitas sosial banyak terjadi. Sehingga dibutuhkan bantuan untuk melakukan normalisasi wilayah desa pasca bencana alam. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: