Perikanan Tangkap Belum Digarap Maksimal
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Meskipun potensi perikanan tangkap di Provinsi Bengkulu telah digarap mencapai 70 ribu ton, namun jumlah tersebut diperkirakan belum tergarap dengan maksimal. Pasalnya ukuran potensi lestari yang dilaporkan sebesar 126 ribu ton hanya menggunakan data hasil tangkapan selama 5 tahun terakhir, sementara kondisi rill potensi perikanan tangkap di Bengkulu belum dilakukan pengukuran dengan metode survei.
Ketua Prodi Kelautan Universitas Bengkulu sekaligus Anggota Dewan Riset Daerah Provinsi Bengkulu, Ir Zamdial Ta\'alidin MSi mengaku, jika potensi lestari perikanan tangkap di Bengkulu mencapai 126 ribu ton pertahun maka dalam konteks pengelolaan sumber daya ikan dengan ukuran Maximum Sustainable Yield (MSY) sudah melebihi 50 persen.
Karena potensi perikanan tangkap yang telah tergarap di Bengkulu sudah mencapai 70 ribu ton. Sehingga Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait harus ketat dalam melakukan pengelolaan sumberdaya ikan di Bengkulu agar tetap lestari.
\"Pengelolaan sumber daya ikan itu menggunakan ukuran MSY, kalau potensi yang tergarap sudah mencapai 50 persen dari potensi lestari maka pemerintah harus melakukan pengawasan ketat yaitu dengan caranya pembatasan jumlah armada, jumlah alat tangkap dan nelayan,\" kata Zamdial, kemarin (4/3).
Pembatasan tersebut dilakukan agar potensi sumber daya ikan di Provinsi Bengkulu tetap lestari. Namun, Ia tidak serta merta meminta Pemerintah melakukan pembatasan, pasalnya potensi lestari yang dilaporkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu belum menunjukkan kondisi rill perikanan tangkap di perairan laut Bengkulu. Untuk itu, pihaknya meminta Pemerintah untuk melakukan pengkajian ulang terkait potensi sumberdaya ikan di laut Bumi Rafflesia ini.
\"Kita tidak tau potensi lestari yang disampaikan tersebut apakah sudah menunjukkan kondisi rill dilapangan, apakah potensi tersebut sudah diukur sampai ZEE, jadi belum bisa kita bilang kalau sudah tergarap maksimal,\" ujar Zamdial.
Agar potensi perikanan tangkap bisa tergarap dengan maksimal, dibutuhkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan diperairan laut Bengkulu, mulai dari peningkatan teknologi tangkap, alat tangkap, dan kapal. Dengan memanfaatkan teknologi yang maju tersebut, maka diharapkan potensi perikanan tangkap dapat tergarap dengan maksimal.
\"Kalau mau hasil tangkapan maksimal, pertama ukuran alat tangkap harus besar dan kapal sudah berukuran 30 GT dengan harapan agar bisa memaksimalkan tangkapan hingga ke kawasan ZEE,\" tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provisni Bengkulu, Ivan Syamsurizal ST mengatakan, masih rendahnya pemanfaatkan potensi maritim di Bengkulu disebabkan terbatasnya armada kapal, dimana dari 3.400 kapal hanya 400 unit yang memiliki kapasitas di atas 30 gross tonnage (GT). Sehingga membuat perikanan tangkap di Bengkulu belum begitu maksimal.
\"Baru 50 ribu ton ikan yang belum termanfaatkan dengan baik, untuk itu kami membuka peluang usaha bagi investor ataupun nelayan untuk memaksimalkan produktivitas perikanan maritim baik itu melalui tangkap dan budidaya,\" ujar Ivan.
Melalui investasi, sektor hulu dapat dikembangkan melalui pembaharuan armada dan lahan budidaya tambak untuk memaksimalkan kebutuhan bahan baku. Sedangkan untuk sektor hilir dapat memacu pertumbuhan industri pengolahan ikan. Rencana pengembangan itu disesuaikan berdasarkan potensi wilayah salah satunya dengan membangun dan mengembangkan pelabuhan pendaratan ikan di tiga lokasi, yaitu Mukomuko, Kota Bengkulu, dan Kaur.
\"Berbagai inovasi serta strategi yang dilakukan itu diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan potensi maritim yang ada di Bengkulu,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: