Garuda Indonesia Belum Kenakan Biaya Bagasi
Bengkulu, Bengkuluekspress.com - Maskapai Garuda Indonesia hingga kini belum memungut biaya bagasi sama sekali alias masih gratis. Meski sebelumnya maskapai penerbangan Lion Air Group telah menghapus fasilitas bagasi gratis sebesar 20 kilogram (kg) kepada penumpang dan hanya memberikan fasilitas gratis barang bawaan dengan berat maksimal 7 kg.
Branch Manager PT Garuda Indonesia Cabang Bengkulu, Yose Rizal mengatakan, penghapusan bagasi bagasi Lion Air dan Wings Air merupakan hal wajar karena maskapai tersebut low cost carrier atau LCC.
Meski begitu, Garuda Indonesia tidak akan ikut-ikutan memberlakukan ketentuan tersebut. Karena harga tiket yang dibayar setiap penumpang Garuda Indonesia sudah termasuk biaya servis makan di kabin dan biaya bagasi maksimal 20 kilogram untuk semua penerbangan domestik kelas ekonomi.\"Belum ada kenaikan sama sekali,\" kata Yose,
Kepada Bengkuluekspress.com, Selasa (29/1). Belum ada kenaikan tarif bagasi maskapai Garuda Indonesia, disebabkan maskapai ini menerapkan layanan full service sehingga tidak lagi memungut biaya bagasi karena penerbangan full service biaya tiketnya lebih mahal, tetapi menyediakan fasilitas yang lebih lengkap bagi penumpang dibandingkan maskpai LCC.
\"Sementara (maskapai penerbangan) LCC untuk kebutuhan pokok penumpang saja, yang penting (bisa) terbang,\" jelas Yose.
Sementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menegaskan, tarif bagasi dan tarif pesawat itu berbeda. Meskipun ditotal biayanya menjadi lebih mahal setelah adanya tarif bagasi. Itu tidak lantas mengubah Lion Air menjadi maskapaipenerbangan murah.
\"Karena beda ya konsep LCC. Jadi terpisah antara tarif (tiket) LCC dengan pengenaan paket untuk bagasi. Itu berbeda bargainingnya, jadi lion tetap maskapai penerbangan murah,\" ujarnya.
Pakar Transportasi Bengkulu, Hardiansyah ST mengaku, dengan adanya biaya tersebut, masyarakat semakin sulit menjangkau pesawat. Ujung-ujungnya mereka beralih ke moda transportasi lain, khususnya untuk rute pendek.
\"Masyarakat menggunakan pesawat karena saat itu maskapai menyesuaikan dan menjadikan tarif hemat, makanya banyak yang menggunakan,\" papar Hardiansyah.
Ia menambahkan, kedepan masyarakat berpikir. Untuk jarak dekat, jarak menengah alternatifnya masyarakat menggunakan jasa bus kota, kereta, atau mungkin dengan kendaraan pribadi.
\"Misalnya ke Palembang, ke Medan ya, sekarang ini kan masyarakat sebelumnya pakai pesawat karena harganya sekitar Rp 600 ribu, bus tarifnya Rp 350 ribu, kan beda tipis ,\" ujar Hardiansyah.
Masyarakat bakal menentukan pilihan moda transportasi yang dianggap lebih terjangkau buat mereka. Karena masyarakat tidak akan mau membayar ekstra untuk sekali keberangkatan.
\"Kita lihat memang hal itu (traif bagasi,red) membuat orang keberatan. Orang pasti mencari cara lain dalam melakukan perjalanan, bisa pakai maskapai a, b, c, kereta, atau bus. Itu tergantung penilaian mereka,\" tutupnya. (HBN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: