Kredit Perbankan Tumbuh 12-14 Persen
BENGKULU, Bengkulu Ekspress – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bengkulu menargetkan pertumbuhan kredit industri perbankan pada 2019 ini bisa menembus angka 12 hingga 14 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9,41 persen.
Kepala OJK Bengkulu, Yusri mengaku, optimis industri jasa keuangan di Bengkulu dapat menjaga momentum pertumbuhan yang ada. Hal ini tidak lepas dari sikap optimisme perbankan terhadap pertumbuhan usahanya di 2019 ini.
\"Kami sudah melakukan pertemuan dengan para perbankan di Bengkulu. Ternyata teman-teman perbankan Bengkulu punya rasa optimisme yang cukup tinggi untuk bisa mencapai target pertumbuhan di atas nasional,\" kata Yusri, kemarin (27/1).
Rasa optimisme tersebut mampu menepis berbagai anggapan terkait kondisi makro ekonomi di Bengkulu. Karena hingga saat ini harga komiditas unggulan Bengkulu seperti kelapa sawit masih mengalami penurunan. Ditambah harga tiket pesawat yang cukup tinggi serta pengenaan tarif bagasi. Kondisi tersebut diprediksi dapat mempengarhui perlambatan pertumbuhan ekonomi daerah. \"Akan tetapi bankir di daerah mengaku tetap optimis bisa mencapai target pertumbuhan kredit karena mereka telah menyiapkan strategi,\" ungkap Yusri.
Beberapa strategi yang diterapkan oleh perbankan di Bengkulu untuk meningkatkan pertumbuhan kredit diantaranya fokus menyalurkan kredit ke sektor pegawai. Ini dilakukan mengingat risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan sektor lainnya. Bahkan Perbankan di Bengkulu menilai tambahan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang baru saja diterima bisa menjadi salah satu sumber dalam penyaluran kredit mereka.\"Ada tantangan ada juga peluang. Tambahan ASN baru pada tahun ini menjadi peluang bagi para bankir dalam mengenjot pertumbuhan kredit mereka,\" tutupnya.
Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Lizar Alfansi Phd menilai, penyaluran kredit ke sektor pegawai memang memiliki risiko paling kecil, dan bisa dikatakan nol risiko. Meski begitu, bank wajib mempertimbangkan kemampuan kreditur dalam mengangsur pinjaman, sesuai dengan gaji. Hal tersebut dilakukan Perbankan untuk menghindari adanya kredit macet.
\"Meski aman dan berisiko kecil tapi perbankan juga harus melihat kemampuan pegawai tersebut, usahakan memberikan pinjaman hanya kepada pegawai yang skor kreditnya bagus dan belum cacat namanya,\" terang Lizar.
Selain itu, perbankan juga harus menilai nasabah yang akan diberikan kredit. Jangan sampai nasabah tersebut sudah meminjam uang dilembaga keuangan lainnya seperti koperasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari gagal bayar dikemudian hari. \"Pastikan pegawai tersebut tidak memiliki pinjaman ditempat lain, karena dikhawatirkan kreditnya nanti jadi macet kalau gagal bayar,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: