Uji Coba Pembuatan Garam Sukses

Uji Coba Pembuatan Garam Sukses

Dongkrak Perekonomian Nelayan

BENGKULU TENGAH, Bengkulu Ekspress- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) terus mendorong nelayan untuk kreatif. Terutama dalam mengolah sumber daya alam (SDA) di sekitar yang melimpah ruah.

Salah satu terobosan yang dilakukan adalah memberikan sosialisasi kepada nelayan agar dapat mengolah air laut menjadi garam. Selain bermanfaat untuk keperluan sehari-hari, garam beryodium juga bernilai ekonomis.\"Beberapa waktu yang lalu, salah satu kelompok nelayan di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa sudah memetik hasil pembuatan garam dari air laut,\" kata Kepala DKPP Kabupaten Benteng, Nirzawan SH MSi, kemarin (14/1)

Dari panen tersebut, kelompok tani berhasil membuat garam sebanyak 70 Kilogram (Kg). Sejauh ini, garam yang diperoleh masih dimanfaatkan untuk keperluan pribadi nelayan dan belum untuk dijual.\"Karena sebagian besar nelayan memiliki usaha pembuatan ikan asin, mereka tidak perlu lagi membeli garam, melainkan hanya memanfaatkan garam yang dibuat secara mandiri. Tanpa mengeluarkan biaya lebih, diharapkan petani bisa meraup keuntungan lebih dari usaha yang mereka tekuni,\" tambahnya.

Atas keberhasilan kelompok nelayan Kabupaten Benteng tersebut, Nirzawan mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada Bupati Benteng, Dr H Ferry Ramli SH MH.Secara teknis, mantan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bengkulu Utara (BU) ini menerangkan, proses pembuatan garam dari air laut terbilang gampang. Nelayan hanya harus menyiapkan 5 (lima) kolam dengan ukuran masing-masing minimal seluas 3x4 meter untuk menampung air laut. Kolam yang dilapisi terpal tersebut juga ditutup dengan plastik putih agar tak tercampur dengan air hujan.

Dengan bantuan sinar matahari, air laut di dalam kolam bisa berubah wujud menjadi garam hanya dalam kurun waktu 3-4 hari. Atau sekitar 1 minggu jika cuaca sedang mendung. \"Banyaknya garam yang dihasilkan juga tergantung air laut. Jika musim kemarau, zat garam pada air laut akan lebih banyak. Sedangkan musim penghujan kandungan zat garam pada air laut tak begitu banyak,\" jelasnya.

Lebih lanjut, Nirzawan menuturkan, pengolahan air laut menjadi garam merupakan peluang emas bagi nelayan. \"Dengan modal yang tak begitu besar, nelayan bisa memproduksi garam secara rutin dan berkesinambungan. Garam yang dihasilkan diharapkan bisa menembus pasar lokal maupun ke luar daerah,\" demikian Nirzawan.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: