Dua Tahun BEI Hadir di Bengkulu

Dua Tahun BEI Hadir di Bengkulu

Instrumen Investasi Pasar Modal Semakin Dikenal

Kesadaran masyarakat Bengkulu berinvestasi sangat tinggi. Namun banyak yang terjebak dalam investasi bodong. Kehadiran Bursa Efek Indonesia (BEI) dua tahun terakhir menjadi salah satu alternatif instrumen investasi legal dan menguntungkan. Bagimana pertumbuhan investor pasar modal di Bengkulu ?

Berikut DIALOG BAROMETER, Iyud Dwi Mursito, Pemred Harian Bengkulu Ekspress, bersama Kepala Perwakilan BEI Bengkulu, Bayu Saputra:

Bagaimana Perkembangan Bursa Efek Indonesia Selama 2 tahun di Bengkulu?

BEI: Kita launching kantor pada November 2016, tentu dengan berbagai macam tujuan, salah satunya adalah permintaan dari OJK yang meminta BEI harus ada Kantor Perwakilan di Bengkulu. Salah satu sebabnya adalah ada banyak investasi bodong. Kalau tidak ada lembaga yang bisa edukasi masyarakat terkait investasi yang legal, ini bahaya. Dan pada saat awal-awal berdiri itu salah satu supportnya banyak dari BE, karena awal-awalnya kita sulit berbaur dengan masyarakat, karena masyarakat kita itu sangat anti dengan investasi yang baru. Karena mereka memiliki pengalaman sebagai korban investasi bodong. Sehingga kita bermitra dengan salah satu media yang ada di Bengkulu yakni Bengkulu Ekspress untuk mengedukasi masyarakat.

Selama 2 tahun ini sudah berapa investor yang tergabung di BEI Bengkulu?

BEI: Sampai Desember 2018 kalau di Indonesia jumlah investor sudah 1,6 juta orang yang buka akun saham, namun dari 1,6 juta ini yang aktif tercatat hanya sekitar 850 ribu. Kalau di Bengkulu sendiri Alhamdulillah ada kenaikan, kalau tahun lalu 1.900, sekarang sudah 3.500. Ini tentu sebuah prestasi yang sangat membanggakan untuk Bengkulu.

Bagaimana Cara BEI mencegah investasi bodong di masyarakat?

BEI: Sebenarnya langkah paling utama kita yakni kerjasama dengan OJK dulu, kita sama-sama dengan OJK melakukan edukasi dan interaksi yang masif kepada masyarakat yang ada di Bengkulu. Kita mengajak semua media yang ada di Provinsi Bengkulu mari kita memberitakan kepada masyarakat investasi-investasi yang legal dan tentunya logis. Karena investasi ini kadang ada juga yang tidak logis, tapi banyak yang ikut. Di Indonesia ini orang yang mengaku nabi saja ada yang ikut, apalagi investasi bodong yang mengiming-imingi return yang tinggi. Jadi langkah kita adalah bekerjasama dengan semua stakeholder termasuk Pemerintah Provinsi, termasuk pak Gubernur, dan kita sounding ke seluruh lembaga yang ada di Bengkulu.

Untuk menjadi Investor susah apa tidak? kira-kira apa saja syarat untuk menjadi investor di Pasar Modal?

BEI: Jadi bagi masyarakat Bengkulu dimanapun anda berada, membuka akun saham ternyata tidak sesulit buka akun di Investasi bodong. Di Investasi bodong minimal Rp 100 juta, Rp 200 juta. Lalu gimana kalau saham, hanya Rp 100 ribu. Dengan Rp 100 ribu sudah bisa buka akun saham, dan Rp 100 ribu bukan biaya tetapi itu saldo awal kita. Selain saldo awal Rp 100 ribu, kita juga wajib menyetorkan fotocopy KTP dan rekening tabungan, kalau ada NPWP lebih bagus, akan tetapi ini optional.

Apa perbedaan investasi bodong dan Legal?

BEI: Sebenarnya kalau kita bicara investasi legal ada banyak, salah satunya investasi di Pasar Modal. Keuntungannya atau manfaatnya secara materi ada dua, pertama ada capital Gain. Capital Gain ini ibaratnya kalau kita beli saham Rp 1 juta misalnya, kemudian perusahaan saham yang kita beli itu bagus semakin lama semakin naik harganya tadi sejuta jadi dua juta, lalu kita jual maka untung Rp 1 juta.

Nah itu yang pertama. Yang kedua ada Deviden, kalau perusahaan menginginkan laba ditahan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham maka semua pemegang saham yang tercatat di perusahaan itu akan dapat bagi hasil atau deviden. Namun perlu kami ingatkan bahwa deviden ini tidak wajib, istilahnya sunnah lah bagi perusahaan tercatat untuk membagikan bagi hasil tersebut.

Kemudian secara immateri banyak banget keuntungannya, salah satunya kita bisa transaksi sangat gampang bisa menggunakan handphone, gadget dimanapun dan kapanpun kita berada yang penting dari jam 9 sampai jam 4 sore bisa kita transaksi saham dan tentunya sangat mudah dan liquid. Karena kita jual dan beli saham itu settle hanya 2 hari.

Apakah semua orang bisa menjadi seorang investor di Pasar Modal?

BEI: Sebenarnya semuanya bisa, dengan syarat harus punya KTP, lalu gimana jika saya anak SMA, saya anak SMP? mau buka akun ni, cukup pakai nama orang tua. Jadi nama orang tua didaftarkan nanti pengolaan saham tersebut nanti bisa dimanage oleh si siswa tersebut atau anak tersebut. Jadi cukup KTP dan punya buku tabungan itu aja.

Bagaimana cara membedakan saham bagus dan saham tidak bagus? Apa ciri-cirinya?

BEI: Ciri-cirinya sangat gampang kita peroleh dari aplikasi transaksi saham yang kita download di hp nanti, kita tinggal klik saham misal saham yang labanya selalu naik tinggal klik saja, nanti muncul semua, misal kita mau rasio keuangan segini dan segini nanti muncul semua.

Jadi mengidentifikasi perusahaan bagus atau enggak itu semudah mengklik handphone. Nah kalau ditanya bagusnya seperti apa? kalau dari kami sebagai regulator di Pasar Modal mengimbau kepada semua investor dan masyarakat jangan membeli saham ke perusahaan yang tidak kita kenali. jangan beli kucing dalam karung istilahnya seperti itu.

Selain itu, kita juga harus melihat keberlangsungan perusahaannya bagaimana, kan risiko investasi di saham ini paling besar hanya 1 yaitu kalau perusahaan failed. Kalau sudah failed maka aset kita bisa saja hangus. Antisipasi kita pilih perusahaan yang memang susah bangkrut, sering laba, dan manajemennya bagus serta produknya sering digunakan.

Berapa perputaran investasi di Bengkulu?

BEI: Jadi untuk Bengkulu walaupun belum sebesar investasi bodong, transaksi khusus di Bengkulu sendiri itu telah ada sebesar Rp 125 miliar selama 2018 kemarin, sehingga jika kita rata-ratain sekitar Rp 11 miliar dalam satu bulan dan tentunya ini masih menjadi PR kita untuk meningkatkan dan mengejar kota-kota lain.

Apa rencana BEI di 2019 ini untuk menggaet investor bergabung di Pasar Modal?

BEI: Ada tagline 2019 \"Ganti Ide\", jadi ide baru yang kita terapkan di 2019 ini yakni lebih banyak bekerjasama dengan instansi-instansi, mungkin tahun lalu kita jalan sendiri, tahun ini kita kerjasama dengan instansi mudah-mudahan kita bisa sosialisasi ke karyawan dan stafnya. Sehingga bukan hanya masyarakat yang melek internet yang tau, tetapi juga yang jarang baca IG kita juga tau bahwa ada loh investasi saham.

Kita juga akan menginstensifkan workshop investor, mungkin masyarakat Bengkulu kalau mau investasi ga ada success story, kalau bodong kan banyak begitu, jadi ini kita angkat dan rutinkan workshop investor sehingga semakin banyak potensi keuntungannya. Dan terbukti diakhir-akhir 2018 kita coba itu, mereka ini saling mengajak keluarga dan temannya dengan alasan saya sudah untung disini dan ini lebih aman legal dan diawasi oleh OJK.

Apakah saat ini sudah ada perusahaan lokal yang Go Publik atau bergabung di BEI Bengkulu?

BEI: Bengkulu sendiri belum ada, dan ini tantangan Bursa Efek dan OJK mitra kami, bagaimana kita mengembangkan ekonomi Bengkulu selain investor yang kita naikkan jumlahnya, perusahaan atau emiten di Bursa Efek kita naikin juga, karena semakin banyak investor mereka ini bakalan mencari produk kan tidak mungkin kalau itu-itu melulu, kalau ada perusahaan di Bengkulu yang listing di Bursa Efek, nah ini bisa menjadi alternatif mereka untuk beli saham di perusahaan tersebut. Walaupun pada tahun lalu ada sekitar 57 perusahaan yang Go Pulik, itu terbanyak dan terbesar di Asia.

Apa syarat agar perusahaan bisa Go Publik?

BEI: Kami dari BEI mengajak semua CEO dan seluruh pemilik perusahaan di Bengkulu mari besar dengan Go Publik, jangan tunggu besar baru Go Publik, kenapa saya bilang seperti itu, kita lihat Unilever pada tahun 1982 Ia Go Publik dengan menyetorkan modal sebanyak Rp 29 miliar, saat ini modal saham tersebut sudah menjadi Rp 350 triliun. Itu misalnya dari Unilever atau perusahaan emiten ada juga perusahaan startup seperti Kioson, pada tahun lalu IPO Rp 4,5 miliar nah saat ini total asetnya sudah Rp 200 triliun. Walaupun mereka kecil pada awalnya, setelah Go Publik mereka menjadi besar.

Apa langkah-langkah BEI untuk mensosialisasikan kepada CEO atau pemilik perusahaan untuk bergabung dan GO Publik?

BEI: Kami dari BEI Kantor Perwakilan Bengkulu, baru akan mengintensifkan pada tahun ini dan kedepannya. Pada tahun lalu kita baru mengadakan beberapa saja, one on one meeting dengan para perusahaan terkait ajakan dan syarat bisa masuk ke pasar modal karena gampang banget, salah satu kemudahannya yakni hanya dengan aset bersih berwujud hanya Rp 5 Miliar.

Jadi walaupun Rp 5 miliar sudah bisa Go Publik, tetapi dengan ketentukan mereka harus melepaskan saham ke Publik minimal Rp 20 persen kalau modalnya dibawah Rp 500 miliar. Kalau dia modalnya dari Rp 500 sampai Rp 200 triliun, itu harus minimal 12 persen dan lebih dari itu harus 10 persen. Dan perlu diingat kalau kita Go Publik itu kita hanya menjual sebagian perusahaan saja, hanya sebesar 20 persen, 10 persen, ga semuanya dan tetap pengendali utamanya adalah kita. Ini yang mungkin belum banyak diketahui.

Apakah investasi di Saham mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Bengkulu?

BEI: Misal kalau perusahaan-perusahaan di Bengkulu nanti sudah Go Publik, tentu akan mempengaruhi kekuatan ekonomi kita. Karena masyarakat kita orang Bengkulu pasti kecenderungannya investasi di perusahaan itu, tidak mungkin ke daerah lain invest ke Bengkulu belum. Kecenderungannya dana yang terhimpun di masyarakat akan masuk ke perusahaan tersebut untuk di kelola.

Perusahaan kita menjadi kuat secara modal sehingga bisa mandiri tidak lagi bergantung kepada beberapa orang atau pemerintah. Selama ini perusahaan kita masih bergantung kepada misalnya satu investor atau misalnya ke Pemerintah. Dengan Go Publik mereka bisa mandiri memanage struktur modalnya sendiri. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: