Target Retribusi Pasar Sulit Tercapai
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Menjelang akhir tahun 2018 ini, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi Pasar Panorama belum juga tercapai. Terhitung hingga akhir November lalu, total PAD yang sudah terkumpul baru mencapai Rp 625 juta atau 79 persen. Sedangkan target 2018 sebesar Rp 791 juta sehingga masih kekurangan Rp 166 juta lagi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Panorama, Roni Bambang SSos mengatakan pihaknya kesulitan dalam penagihan kepada pedagang, karena sudah banyak pedagang yang tidak lagi berjualan di dalam pasar, terutama yang menempati pelataran dan auning.
\"Kendalanya hampir 500 auning banyak ditinggalkan, pedagang memilih berjualan diluar, dan untuk pelataran hampir 1000 lapak yang disiapkan di dalam ternyata tidak juga dihuni oleh pedagang,\" kata Roni, kemarin (16/12).
Perlu diketahui, khusus target sewa auning mencapai Rp 125 juta dengan target perbulannya Rp 10,5 juta, namun yang mampu dikumpulkan perbulannya hanya sekitar Rp 7 jutaan saja, sehingga realisasi yang tercapai hingga November baru Rp 76,3 juta atau 61 persen.
Kemudian target retribusi sewa pelataran sebesar Rp139 juta dengan target perbulan Rp 11,5 juta, namun kenyataannya uang yang terkumpul setiap bulan rata-rata Rp 6 jutaan saja, sehingga realisasi yang tercapai hingga November baru Rp 72,7 juta.
Roni membeberkan, target ini dihitung ketika jumlah pedagang masih sangat banyak, sedangkan sebagian besar banyak pedagang musiman dari luar daerah yang sudah tidak lagi berjualan di Pasar Panorama. \"Kendala lainnya, banyak pula pedagang yang pindah ke pasar lain terutama pasar-pasar baru seperti pindah ke Desa Kandang, Padang Serai, Bentiring dan beberapa tempat lainnya,\" jelasnya.
Pun demikian, dengan sisa waktu yang kurang dari 2 minggu lagi, pihaknya akan bekerja keras untuk mengumpulkan retribusi tersebut, meski nantinya tidak 100 persen, setidaknya bisa mencapai 9,9 persen. \"Pencapaian kami baru 79 persen, artinya Desember ini kami kebut untuk mengejar target Rp 791 juta tahun ini, karena selisih angkanya tidak terlalu jauh lagi,\" pungkas Roni. (805)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: