Cegah Paham Radikal
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Direktorat Binmas Polda Bengkulu meningkatkan kemampuan 100 personel Bhabinkamtibmas untuk melihara keamanan dan ketertiban masyarakat di tingkat desa dan kelurahan yang bisa saja sebagai tempat penyebaran paham radikalisme.
Direktur Binmas Polda Bengkulu, Kombes Pol Endro Prasetyo SIK yang diwakili Kabag Bin Ops Dit Binmas Polda Bengkulu, AKBP Ahmad Sosianta SE mengatakan, Bhabinkamtibmas harus bisa menjadi filter, baik di tingkat desa maupun kelurahan untuk mencegah masuknya paham radikal di tengah masyarakat.
\"Peningkatan kemampuan bagi para Bhabinkamtibmas sangat penting karena nantinya Bhabinkamtibmas yang akan menjadi filter dalam mencegah masuknya paham radikal di tengah masyarakat,\" kata Ahmad dalam Sosialisasi Pencegahan Tumbuhnya Organisasi Radikal dan Anti Pancasila di Hotel Raffles City Kota Bengkulu, kemarin (12/12).
Sementara itu, hadir sebagai narasumber Ketua PWI Bengkulu, Zaki Anthony SH mengaku, untuk mencegah paham radikalisme di tengah masyarakat diperlukan dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya dari Kepolisian saja akan tetapi dukungan dari Pemerintah desa juga.
Pemerintah desa sebagai pihak terdekat dengan masyarakat di tingkat bawah punya peran penting dalam deteksi dini radikalisme. Dimana pemerintah desa bisa melaporkan adanya warga yang dicurigai berpikir dan bertindak radikal maupun dugaan tindak terorisme kepada pihak berwenang dan pemerintah di atasnya sebagai bentuk partisipasi pencegahan.
\"Radikalisme memang kerap terjadi di perkotaan meski (pelakunya) tak jarang bersumber dari orang yang menghabiskan waktu di desa atau kampung. Pemerintah desa harus lebih waspada dan peka kondisi warganya serta perubahan lingkungan sekitarnya,\" jelas Zaki.
Meski begitu, aksi radikalisme tidak selalu ditentukan oleh lokasi tertentu, melainkan hanya kesesuaian keinginan pelaku di mana pun mereka ingin melakukannya. Pengaruh radikalisme yang bersifat global ini bukan soal kota dan desa saja, melainkan trans nasional. Bahkan, terdapat dua variabel dengan poin tertinggi yang dapat menjadi bibit radikalisme, yakni variabel adanya keinginan sekelompok masyarakat untuk menerapkan hukum Islam dan tingginya persetujuan masyarakat untuk diberlakukannya sistem pemerintahan Islam.
\"Keinginan membentuk negara syariah itu mendorong tumbuhnya akar-akar radikalisme lebih luas. Untuk itu, mari kita cegah jika ada paham-paham seperti itu di tingkat desa maupun kelurahan, karena paham tersebut dapat melahirkan kegiatan terorisme,\" tutupnya.
Sementara itu, Ketua MUI Provinsi Bengkulu, Prof Dr Rohimin mengatakan paham radikalisme dapat dicegah, salah satunya dengan saling berkoordinasi antara pemerintah, polisi, dan TNI. Dengan saling bersinergi maka dapat mempersempit ruang gerak berkembangnya paham radikalisme di Bengkulu.
\"Kita tahu jumlah personel Polri yang di Bhabinkamtibmas itu sedikit, sedangkan yang diawasi itu cukup luas, 1 kelurahan, jadi butuh peran dan dukungan dari seluruh pihak agar penyebaran paham ini tidak meluas,\" kata Rohimin.
MUI menilai, di Provinsi Bengkulu saat ini untuk paham Radikalisme belum terlalu tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Akan tetapi, radikalisme dalam sikap kehidupan bermasyarakat perlu dikhawatirkan. Untuk itu, pihaknya selalu mendorong agar sikap berkehidupan bermasyarakat dapat saling terjaga dengan baik, jangan sampai memunculkan sikap apatis dan mau menang sendiri.
\"Meski diwaspadai, akan tetapi biasanya radikalisme yang bukan didorong oleh doktrin agama itu mudah berubah, apalagi radikalisme menghadapi milenial itu jelas bisa berubah dengan cepat karena bukan doktrin seperti radikalisme berbasis agama,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: