Satu Jalur Jalan Soeprapto Tuai Pro-Kontra

Satu Jalur  Jalan Soeprapto  Tuai Pro-Kontra

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pemerintah Kota Bengkulu akan melakukan uji coba satu jalur \"One Way\" di Jalan Soeprapto pada hari Sabtu tanggal 15 Desember selama 1 minggu mulai dari pukul 10-00 sampai 22-00WIB. Namun, rencana ini mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat, pasalnya sebagian pedagang di kawasan tersebut khawatir selama uji coba dilakukan jalur Soeprapto akan mati sebelah, dan menjadi sepi.

Seperti yang disampaikan salah satu pedagang spart part mobil di Soeprapto, Eddy bahwa penerapan satu jalur di kawasan Soeprapto ini belum tepat dilakukan sekarang, karena selama ini jalur soeprapto sudah sedikit sepi, jika dibuat satu jalur maka dikhawatirkan akan tambah sepi, karena orang menjadi malas untuk memutar.

\" Selama ini saja jalan soeprapto tidak pernah ramai kecuali kalau ada acara besar, apalagi mobil-mobil besar tidak bisa masuk ke sini. Nah kalau ditutup sebelah tentu deretan sebelah sini akan sepi karena diblokir dari simpang lima, ini bisa menjadi dampak negatif selama uji coba nanti,\" kata Eddy.

Menurutnya, jika Pemkot ingin menjadikan Soeprapto satu jalur mencontoh seperti di Jalan Malioboro di Kota Jogja tentu tidak akan sama hasilnya. Karena, Jogja merupakan kota wisata yang dari dulu sudah dikenal oleh wisatawan, sehingga wajar jalan itu bisa ramai setiap saat karena memang orang-orang datang ada tujuan wisata mulai dari study tour, liburan keluarga hingga tempat liburan para wisatawan asing untuk melihat candi Borobudur, Prambanan, wisata alam dan wisata yang memang menampilkan kekhasan kota Jogja.

Namun, jika dibandingkan Kota Bengkulu, tentu belum memiliki citra yang sama, meskipun memiliki objek wisata Pantai Panjang dan wisata sejarah, namun hingga saat ini belum berhasil dijadikan orang sebagai destinasi wisata, sehingga orang-orang yang datang ke Kota Bengkulu mayoritas bukan karena ingin melihat wisata tetapi dikarenakan ada agenda pekerjaan ataupun ada event-event besar yang diselenggarakan Pemerintah maupun swasta.

\" Seharusnya yang menjadi perhatian utama pemda, memperbaiki objek wisata terlebih dahulu, nantilah kalau mau buat satu jalur. Wisata dulu yang ditata baru nanti yang lainnya bisa disesuaikan,\" jelas Eddy.

Hal yang sama juga disampaikan Asti (40) salah satu masyarakat yang ditemui Bengkulu Ekspress saat berbelanja di Soeprapto, menurutnya rencana pemerintah ada baiknya tetapi juga ada dampak buruknya. Jika tujuan pemerintah ingin menjadikan kawasan Soeprapto ini menjadi salah satu ikon baru Kota Bengkulu tentu sangat didukung.

Hanya saja, Pemkot juga harus mengkaji secara mendalam terhadap dampak yang bisa ditimbulkan, apalagi baru-baru dilakukan uji coba tentu masyarakat masih akan binggung, ditambah lagi sisa arus kendaraan lainnya pasti akan memadati Jalan Soekarno menuju Anggut dan Jalan Fatmawati menuju penurunan, sedangkan kondisi di kedua jalan itu tidak cukup luas untuk menampung arus kendaraan yang mungkin bisa meningkat 2 kali lipat dari biasanya, sehingga akan terjadi kemacetan.

\" Saya belum tahu kalau akan di buat satu jalur, tapi kalau itu dilakukan berarti semua kendaraan harus mutar lewat anggut, apa tidak macet? terus jalan di ke arah penurunan itukan sempit ditambah lagi sudah ada lampu merah, mungkin akan sangat padat,\" jelas Asti yang merupakan karyawan disalah satu Bank swasta ini.

Disisi lain, Pemerintah kota melalui Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) bersama dengan Polres Bengkulu menggelar rapat untuk mematangkan rencana uji coba satu jalur soeprapto, kemarin (7/12). Dalam hal ini, Kepala Dishub kota, Drs Bardin mengatakan biasanya kendaran yang melintas dari dua arah yaitu dari arah Simpang Lima dan dari arah Masjid Jamik, akan dibuat satu arah.

\"Bagi kendaraan yang akan melintas ke Soeprapto, Pintu masuk dari Masjid Jamik ke arah Simpang 5 Ratu Samban, nanti mereka boleh berbelok ke kiri arah Basuki Rahmat, boleh ke arah Anggut, tujuannya itu untuk ke Rumah peninggalan Bung Karno\" ujarnya.

Bardin melanjutkan, kendaraan yang melintas dari arah kebun geran tidak diperkenankan berbelok ke kiri menuju Masjid Jamik, harus ke arah kanan menuju Simpang Lima. Begitu juga kendaraan dari Kz. Abidin, harus belok kiri menuju Simpang Lima.

\"Pengendara dari Simpang Lima Ratu Samban tidak boleh melintas lurus menuju Masjid Jamik, berbelok menuju Jalan Anggut atau jalan Basuki Rahmat,\" terangnya. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: