Harga TBS Bakal Naik
BENGKULU, Bengkulu Ekspress,- Jika selama ini Crude Palm Oil (CPO) dari Bengkulu banyak diekspor melalui Belawan, Medan dengan hadirnya pabrik pengolahan CPO yang dilakukan PT Sudevam Ultratec Green Indonesia di Kabupaten Seluma akan membuat ekspor CPO akan berhenti. Bahkan, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Provinsi Bengkulu juga diprediksi akan naik.
\"Selama ini CPO banyak dikirim lewat Medan, ongkos transportasi ke sana mencapai Rp 300 per liter. Dengan adanya pabrik minyak goreng di Seluma, tentu saja tidak lagi dikirim ke sana. Cukup dalam daerah, sehingga ongkos angkut itu bisa mendongrak kenaikan harga TBS,\" kata
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan.Jika harga TBS turun, pemerintah tetap meminta pihak PT Sudevam Ultratec Green Indonesia untuk mempertahankan komitmennya membeli TBS kelapa sawit petani dengan harga yang telah disepakati.
Diketahui, perusahaan ini berkomitmen akan membeli TBS dengan harga Rp 1.000 perkilogramnya di saat harga turun. \"Manajemen perusahaan akan membeli TBS kelapa sawit ditingkat petani dengan harga minimal Rp 1.000 per-Kilogram. Diharapkan komitmen tersebut dijalankan nantinya,\" harap Ricky.
Menurut Ricky, pihaknya sangat menyambut baik niat investor ini untuk berinvestasi dengan membangun pabrik minyak goreng. Langkah ini diyakini dapat mendongkrak harga TBS kelapa sawit yang beberapa bulan terakhir ini anjlok. Apalagi komitmen lainnya, jika harga TBS di atas Rp 1.000, pihak perusahaan akan mengikuti harga pasar. Selain itu, kehadiran 30 pabrik CPO di berbagai kabupaten di Provinis Bengkulu akan mampu menyuplai bahan baku ke pabrik minyak goreng PT Sudevam.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan CPO yang berasal dari luar Provinsi juga bisa masuk ke Bengkulu.\"Sejauh ini bahan baku CPO di Bengkulu cukup memadai. Hanya saja jika tidak cukup, bisa saja didatangkan dari luar nantinya,\" jelas Ricky.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sudevam Ultratec Green, Lalit Kumar menjelaskan, pembangunan pabrik minyak goreng masih berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Pihaknya sedang melakukan persiapan dengan pengurusan berbagai izin serta segala kebutuhan operasionlanya. Bahkan, setelah pabrik ini beoperasi yang ditargetkan pada tahun 2021 mendatang, akan mampu memproduksi 1000 ton minyak goreng per harinya. Selain itu, pihaknya juga berkomitmen akan memproritaskan pekerja lokal Bengkulu, kecuali untuk tenaga teknis yang memerlukan orang yang memiliki keahlian khusus.
\"Dibutuhkan sekitar 1.500 orang tenaga pekerja untuk pengoperasian pabrik tersebut, dimana 90 sampai 95 persennya pekerja local. Mengingat kita juga berkomitmen untuk mensejahterakan petani, dengan membeli Tandan Buah Segar (TBS) milik petani lokal dengan harga yang disesuaikan dengan peraturan yang ada,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: