10 Ton Ikan Tuna Diekspor

10 Ton Ikan Tuna Diekspor

Plt Gub: Pastikan Ketersediaan Produk  Unggulan Terjamin

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Provinsi Bengkulu kembali melaunching produk unggulan terbaru melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Produk unggulan itu ialah Ikan Tuna dengan kualitas terbaik untuk ekspor perdana ke Negara Malaysia.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA menegaskan, produk unggulan siap ekspor itu wajib terjamin ketersediannya. \"Pastikan setiap OPD itu, produk yang di ekspor ada terus. Artinya harus berkelanjutan,\" terang Rohidin kepada Bengkulu Ekspress, usai melaunching perdana ekspor ikan tuna 10 ton ke Negara Malaysia melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, kemarin (16/11).

Tidak hanya itu, kualitas ekspor juga harus dipastikan. Jangan sampai produk unggulan Bengkulu itu tidak layak ekspor. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama dengan semua stekholder. Baik itu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan PT Pelindo II Bengkulu. Tidak hanya produk perikanan, produk unggulan lainnya juga harus didorong siap ekspor. \"Dukungan stakeholder itu dibutuhkan,\" tambahnya.

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga harus melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha ekspor. Termasuk dukungan infrastruktur pendukung juga harus terjamin. Seperti fasilitas pelabuhaan hingga jaminan alur pelabuhaan tetap terjaga dengan kendalaman 10 meter LWS.

\"Kedalaman 10 meter LWS itu harus terjamin sepanjang tahun,\" paparnya.

Kedepan, lanjut Rohidin tidak hanya dengan kedalaman 10 meter LWS. Tapi harus ditingkatkan hingga minimal minus 14 meter LWS. Sehingga kapal dengan kepasitas besar bisa semua masuk Pelabauhaan Pulau Baai Bengkulu.

\"Kunci masalah utama itu alur. Kalau masalah alur maka tidak teratas maka tidak akan ada kendala lain. Kedepan kita berjuangan kedalaman alur itu bisa sampai 14 meter LWS,\" ujar Rohidin.

Untuk memberikan jaminan ekspor itu, OPD dan stekholder terkait bisa melakukan rapat setiap bulannya. Pastikan ekspor itu tidak ada kendala untuk dilakukan. \"Silahkan rapat. Evaluasi apa yang jadi kendala. Selesaikan dengan cepat,\" ungkap Rohidin.

Belum Bisa Ekspor ke Eropa dan Amerika

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan, Dr Ir Rina MSi, mengatakan, Provinsi Bengkulu memang sudah terus mendorong ekspor perikanan. Namun demikian, ekspor yang dilakukan itu belum bisa menjajaki negara di Eropa dan Amerika.

Sebab, pelaku usaha ekspor yang sudah memiliki Izin Usaha Perikanan (IUP) bersertifikat Hazard Analisis Critical Control Poin (HACCP) hanya ada 2 ya g sudah dikeluarkan. Yaitu, Unit Dagang (UD) Hendra dan CV Anisa 88. Itupun HACCP-nya dengan grade C.  Sementara untuk ekspor ke Eropa dan Amerika gradenya harus A.

\"Lain dari negara bagian Eropa dan Amerika boleh ekspor dari Bengkulu. Tapi kalau gradenya sudah A nanti, boleh ekspor kesemua negara,\" ujar Rina.

Ditegaskannya, semua harus ikut mendorong agar HACCP-nya dengan grade A. Karena dari negara itu, akan menentukan kualitas produk ekspor sampai dengan masyarakatnya.

\"Mereka akan melihat bagaimana ikan itu ditangkap, di laut mana ditangkap, pakai alat apa. Pengemasannya seperti apa sampai ke negara tujuan. Kalau tidak terjamin, maka negara-negara itu tidak akan menerima,\" paparnya.

Menurut Rina, Bengkulu ini memiliki potensi yang menjanjikan untuk ekspor produk lautnya. Karena Bengkulu ini memiliki laut yang luas sampai 865 ribu meter persegi. Bahkan pantainya paling panjang di Pulau Sumatera. Tiga komunitas ekspor dair Bengkulu yang harus terus dikembangkan. Yaitu lopster, udang fananeme dan fish mall. \"Fish mall itu gelembung renang ikan. Kalau dijual perkilonya bisa sampai Rp 75 juta. Jika sudah sampai di Singapura bisa sampai Rp 125 juta hingga Rp 140 juta perkilo. Ini potensi yang harus dikembangkan di Bengkulu,\" pungkasnya.

Untuk diketahui, nilai ekspor Bengkulu terus mengalami peningkatan pertahunnya. Realisasinya tahun 2018 ini sampai 116 juta USD dengan voleme ekspor sampai 2,54 juta ton. Sementara tahun lalu hanya 105,21 juta USD dengan voleme 1,85 juta ton. Produk ekspornya, karet sampai 16 ribu ton, cangkang sawit 156 ribu ton, kopi 85 ribu ton dan batu bara 2,6 juta ton. Untuk ekspor perikanan, sebelumnya Bengkulu masih lewat Jambi, Pekan Baru dan Medan. Sehingga nama Bengkulu tidak masuk dalam neraca ekspor unggulan. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: