Menkumham Resmikan Lapas Perempuan
Rohidin: Terus Terang Saya Sedih
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Provinsi Bengkulu memang sudah langganan didatangi oleh menteri di kabinet Presiden Indonesia Joko Widodo. Berbeda dengan sebelumnya, jika Bengkulu didatangi tamu penting seperti Menteri, maka menjadi hal positif. Namun berbeda dengan kedatangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly disambut sedih oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Marsyah MMA.
Pasalnya kedatangan Menkumham itu untuk meresmikan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Perempuan Kelas II B Bengkulu yang baru di Kelurahaan Kandang Limun Kota Bengkulu. Kata, Rohidin, kedatangan Menkumham itu ke Bengkulu seharusnya bukan untuk meresmikan, tapi untuk menutup salah satu Lapas yang ada di Provinsi Bengkulu. Sebab, bertambahnya Lapas itu menjadi catatan, bahwa masih banyak kriminalitas di Bengkulu.
\"Terus terang saya sedih. Saya lebih setuju itu, Pak Menteri datang untuk menutup salah satu di Bengkulu,\" ujar Rohidin dalam sambutan dihadapan Menkumham pada kegiatan penguatan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan HAM kepada PNS dan CPNS di Jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum HAM Bengkulu serta penandatanganan nota kesepahaman Dirjen Kekayaan Intelektal dan Pemprov Bengkulu tentang pendayagunaan sistem kekayaan intelektual dan pengukuhan Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) di Grage Hotel Bengkulu, kemarin (15/10).
Dijelaskannya, lebih sedihnya lagi, pendirian Lapas itu tidak hanya ada di Kota Bengkulu saja, sebab di Kabupaten Kaur, Mukomuko dan Bengkulu Tengah (Benteng) nantinya juga akan kembali didirikan Lapas baru.Memang secara umum, pemprov memberikan apresiasi atas perhatian Kemenkumham dalam peningkatan sarana Lapas dengan tujuan untuk memanusiakan masyarakat Bengkulu yang tersandung hukum.
Namun dari sisi kemanusiaan, pembangunan Lapas itu justru memberikan kesan negatif terkait masih lemahnya pemberdayaan sumber daya manusia. \"Ini anak Bengkulu mau dimasukkan kesitu, tentu sedih sebagai Kepala Daerah. Saya berkesimpulan adanya kegagalan kita dalam membangun sumber daya manusia secara umum di Indonesia termasuk di Bengkulu,\" bebernya.
Memang kondisi saat ini, menurut Rohidin, Lapas di Bengkulu sudah over kapasitas. Setiap bulan bertambah orang-orang yang tersandung hukum. Seperti di Rutan Malabero saja, yang dulu hanya sekitar 100 orang, sekarang sudah bertambah lebih dari 400 orang. \"Secara kemanusiaan memang harus dilengkapi infrastrukturnya yang nyaman untuk mereka. Tentu dengan pola pembinaan yang baik, agar bisa kembali kejalan yang baik pula,\" tutur Rohidin.
Dalam kesempatan itu, Rohidin juga meminta kepada Menkumham bisa membuat pola terintegritas untuk mengurang orang-orang tersandung hukum. Rohidin mencontohkan, seperti orang-orang yang terkena kasus judi dan mendapatkan tahanan selama 5 bulan atau lebih. Harusnya ada penekan hukum sosial, sebelum masuk ke pidana. Begitupun dengan asusila, anak yang terkena kasus asusila dibawah umur. Harusnya tidak dipenjarakan, tapi bisa dinikahkan langsung. Karena dengan menikah, maka ada harapan memperbaiki masa depan. Jika harus dipenjara, maka banyak masa depan anak itu hilang.
\"Pendekatan pidana itu menjadi jalan terakhir. Karena ini terjadi atas belum kuatnya ketahanan keluarga. Penguatan ketahaan keluarga ini yang harus dilakukan,\" imbuh Rohidin.
Sementara itu, Menkumham, Yasonna Laoly mengatakan, turut berterimakasih atas hibah lahan yang diberikan masing-masing Pemda untuk membuat Lapas baru. Hal ini dilakukan, tidak lain karena banyak Lapas di Indonesia over kapasitas, termasuk di Provinsi Bengkulu. \"Keinginan kita juga begitu. Tapi Lapas ktia over kapasitas. Kita pasti bisa menutup Lapas, karena diluar negeri banyak dan bisa lapas-lapas itu tutup,\" ungkap Yasonna.
Menurutnya, dengan menutup Lapas, banyak hal positif yang terjadi. Disamping angka kriminalitas itu turun, negara juga bisa melakukan penghematan atas pengeluaran untuk pembinaan warga di Lapas. Seperti untuk makan saja, dalam setahun Kemekumham mengeluarkan lebih dari Rp 1,3 triliun.
Belum lagi untuk biaya listrik, penjagaan termasuk pembinaan dan peralatan lainnya juga membutuhkan anggaran lebih besar dari itu. \"Kita bisa penghematan, kita warga lapas itu berkurang,\" tambahnya.
Yasonna juga mendukung harapan Plt Gubernur untuk tidak semua kasus masuk lapas. Untuk itu, perlu dicari alternatif-alternatif lain agar pembinaan bisa dilakukan, bagi kasus-kasus pidana kecil. \"Ya itu lebih baik tidak kelapas, untuk tindak pidana tertentu saja,\" ujarnya.
Kapasitas Sekitar 110 Warga Binaan
KPLP Lapas Perempuan Kelas IIB Bengkulu Sri Azrianita, mengatakan pembangunan Lapas Perempuan tersebut cukup cepat, dimulai sekitar bulan Maret 2018 sampai bulan Oktober 2018 pembangunan sudah mencapai 94 persen.
Bahkan sudah ada lima orang warga binaan yang menempati Lapas dengan kapasitas sekitar 110 warga binaan tersebut. Pembangunan ditargetkan selesai 100 persen pada akhir Oktober 2018. Jika sudah selesai, warga binaan perempuan yang saat ini jumlahnya sekitar 95 orang ditempatkan di Lapas Kelas IIA Bengkulu akan dipindahkan. \"Jika sudah selesai, sekitar 95 orang warga binaan Lapas Perempuan akan dipindahkan kesini dari Lapas Bentiring,\" imbuh Sri Azrianita.
Lapas tersebut terdiri dari 2 blok, satu blok ada yang berjumlah 8 kamar dan 7 kamar. Untuk sementara Lapas Perempuan khusus untuk warga binaan di Bengkulu. Menerima warga binaa dari luar Bengkulu atau tidak menunggu perintah dari Kepala Kanwil Kemenkumham.
Terkait dengan perbedaan dengan Lapas umum untuk laki-laki, yang mencolok adalah perbedaan pada tata tertib. Lapas Perempuan menerapkan aturan warga binaan dilarang merokok, sanksi tegas siap diberikan jika melanggar aturan tersebut. Pendekatan religius lebih ditingkatkan ditambah kegiatan agama. \"Perbedaan dengan Lapas laki-laki di tata tertib, warga binaan disini dilarang merokok,\" pungkas Sri.
Menkumham Yasonna Laoly didampingi Plt Gubernur Rohidin Mersyah, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Coki Manurung, Kepala Kanwil Kemenkumham Ilham Djaya dan sejumlah pejabat Pemprov Bengkulu serta Kanwil Kemenkumham Bengkulu. Tidak banyak yang dilakukan Menkumham pada kegiatan tersebut, Menkumham meresmikan Lapas Perempuan, mengecek salah satu ruang Lapas dan santap siang.
Yang menarik, Menkumham sempat menyanyikan satu lagu berjudul Dia yang mendapat applause dari tamu undangan dan warga binaan. Menkumham sempat melayani permintaan belasan pegawai untuk ber-selfie saat keluar meninggalkan Lapas Perempuan Kelas IIB Bengkulu.(167/151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: