UMKM Penerima KUR Butuh Pendampingan
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Meskipun para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) banyak yang telah menerima bantuan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR), namun masih banyak yang mengalami stagnasi. Hal tersebut disebabkan masih rendahnya pembinaan dan pendampingan, sehingga menyebabkan banyak usaha tidak bisa naik kelas dan berdaya saing.
\"Mereka membutuhkan pendampingan bukan hanya pembukuannya, terutama pembinaan dalam segi manajemen,\" ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, H Muslih Z, kemarin (8/10).
Ia memaparkan, pembinaan menjadi alasan penting dalam meningkatkan daya saing dan terwujudnya usaha yang berkelanjutan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha, Kecil dan Menengah, sekitar 70-80 persen pelaku usaha mikro dan UKM mengalami kegagalan, lantaran tidak adanya pendampingan, baik dari pemasaran hingga kemitraan.
\"Perbankan bisa berbuat banyak, karena bisa mempertemukan pelaku usaha dari industri hilir sampai ke hulunya. Misalnya, industri jeruk kalamansi, jadi mulai dari bahan baku sampai kepada pembeli atau offtaker-nya,\" papar Muslih.
Ia menambahkan, dalam hal ini perbankan mempunyai peran penting dalam mewujudkan supply chain atau rantai pasok industri dari hulu ke hilir. Sementara itu dari sisi pembiayaan, diharapkan pendampingan bisa dilakukan secara langsung sehingga dana KUR bisa tepat sasaran.\"Kita juga harapkan bunga KUR yang mencapai 7 persen dengan harapan dana KUR bisa tepat sasaran, bukan hanya yang sudah besar saja, terutama KUR mikro itu bisa mewujudkan terciptanya usaha-usaha baru,\" tutupnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra mengaku, pihaknya terus merangkul UMKM agar memiliki daya saing di kancah nasional hingga internasional. Pihaknya juga memiliki banyak program pendampinan terhadap pelaku UMKM ataupun calon wirausahawan.
\"Dalam era Masyarakat Ekonomi Asean ini, UMKM kita itu harus memiliki daya saing. Di mana, produknya harus bagus, kemasannya harus menarik serta jangkauan pemasarannya harus luas,\" ujar Endang.
Menurut dia, Bank Indonesia selalu bersinergi dengan instansi pemerintahan maupun organisasi yang peduli terhadap UMKM. Saat ini, KPw BI Bengkulu memiliki program Wirausahawan Bank Indonesia (Wubi). Menurutnya, WUBI merupakan pendampingan dan pembinaan terhadap UMKM.
Para pelaku UMKM anggota Wubi memiliki banyak manfaat karena mendapat pelatihan secara berkala. Selain itu, anggota Wubi sering mendapat bantuan modal dari program corporate social responsilibity (CSR) BI.\"Kami juga membantu UMKM itu menjadi debitur perbankan,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: