BI Sosialisasi dan Edukasi Ciri Rupiah Asli dan GNNT
Bengkulu, Bengkuluekspress.com - Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, gencar melakukan solialisasi dan edukasi ciri-ciri keaslian uang rupiah tahun Emisi 2016 dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT). Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Rejang Lebong, Bengkulu. Pelaksanaannya di IAIN Curup, Rabu (15/8/18).
Dalam sosialisasi tersebut ada 3 materi yang disampaikan. Yaitu, materi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah emisi 2016, memperlakukan uang rupiah, dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT).
Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah
\"Kita mensosialisasikan tentang mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah Emisi 2016 dengan metode 3D,\" jelas Ahmad Budianto Unit pengelolaan uang Rupiah Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu kepada Bengkuluekspress.com Rabu (15/8/2018).
Ahmad Budianto menerangkan, metode tiga D, untuk mengecek keaslian uang rupiah tersebut, dengan dilihat, diraba dan diterawang. Uang rupiah asli apabila dilihat menunjukkan jelas nomor seri, nilai nominal, gambar pahlawan, gambar burung garuda dan benang pengaman yang melintang.
Apabila diraba, setiap angka nominal dan gambar pahlawan terasa kasar. Berikutnya, apabila diterawang terlihat tanda air (watermark) gambar pahlawan pada bagian uang yang berwarna putih.
Pada kesempatan sama, Oktama Aflianto, selaku Unit pengelolaan uang Rupiah Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu menyampaikan materi bagaimana memperlakukan uang rupiah. Ada 5J dalam memperlakukan rupiah. Metode 5J dimaksud jangan dilipat, jangan dicoret, jangan disteples, jangan diremas, dan jangan dibasahi.
\"Kita juga telah mengluarkan 3d generasi kedua yaitu, didapat, disimpan, disayang mengenai tata cara memperlakukan uang dengan baik,\" tuturnya.
Gerakan Nasional Non-Tunai
Asisten manager unit pengawasan, sistem pembayaran pengolahan uang rupiah dan keuangan inklusif Bank Indonesia Muhammad Farhan Krisnadi menyampaikan materi mengenai GNNT.
Farhan menerangkan, GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non-tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya.
\"Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non-tunai, kami menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung dengan berbagai kegiatan untuk mendorong peningkatan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen nontunai dalam melakukan transaksi pembayaran,” tukasnya.
Kegiatan sosialisasi dan edukasi tersebut dibuka langsung oleh Rektor IAIN Curup Dr.Rahmat Hidayat yang diwakili ketua prodi perbankan syariah Noprizal M.Ag.
\"Kami ucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu sudah mengedukasi anak-anak mengenai ciri-ciri keaslian dan gerakan Nasional Transaksi Non-Tunai,\" ucap ketua prodi perbankkan syariah IAIN Noprizal M. Ag.
Noprizal menambahkan, melihat dinamika kurangnya pengetahuan masyarakat yang masih tertipu uang palsu. Edukasi dari BI ini sangat mendukung agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi.
Sementara mengenai tranksaksi non-tunai, ia menuturkan, banyak kalangan sekarang, seperti mahasiswa dosen serta karyawan di IAIN sudah menggunakan transaksi non-tunai. Itu artinya perbankan merasa diuntungkan dengan hal ini.
\"Karena untuk membayar dengan non-tunai cuma memindahkan nominal uangnya saja. Menghindari kekeliruan jika melakukan pembayaran dalam jumlah yang besar. Tak kalah pentingnya BI telah memberikan pengetahuan kepada peserta bagaimana cara memperlakukan uang yang baik dan benar,\" tutupnya. (HBN/ ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: