Insentif Guru Terpencil Dipikirkan

Insentif Guru Terpencil Dipikirkan

LEBONG, Bengkulu Ekspress – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lebong kembali akan memberikan insentif ambahan bagi para guru yang bersedia mengabdi di kawasan terpencil, seperti kawasan Desa Sungai Lisai.

Kadis Dikbud Kabupaten Lebong, H M Taufik Andary MPD melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan dan Pendidikan, Andri Darmawan mengatakan, bahwa selama ini pemberian insentif kepada para guru yang mengajar di daerah terpencil didapatkan dari anggaran Kementerian Pendidikan. Namun saat ini pemberian intensif sudah tidak dianggarkan.

“Jadi para guru saat ini menerima gaji bulanan,” jelasnya, kemarin.

Untuk itulah Pemerintah Kabupaten Lebong, saat ini terus berusaha untuk kembali memberikan insentif kepada para guru yang bersedia mengabdi di daerah terpencil. Dimana saat ini sudah dibahas dan akan diusulkan kembali, sehingga tahun mendatang intensif bisa diberikan.

“Karena yang mau mengajar di kawasan terpencil sangat susah, Selain mengusulkan kembali akan mendapatkan intensif tambahan, para guru yang bertugas di kawasan terpencil juga akan diberikan kemudahan dalam pengurusan maupun apapun yang berkaitan dengan masalah sertifikasi para guru.“Mungkin dengan memperjuangkan mereka dan memberikan kemudahan, maka para guru bisa lebih bersemangat untuk mengabdi,” tuturnya

Sebelumnya seorang Guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 06 Pinang Berlapis yang bersedia mengabdi di kawasan terpencil, Arbiah SPd mengatakan, bahwa pemberian tunjangan atau insentif tambahan bagi para guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bersedia bertugas di kawasan atau daerah terpencil, memang sangatlah diharapkan oleh pihaknya.“Ada 3 Guru PNS yang mengajar di sekolah kami dan kami berharap adanya dukungan dari pemerintah untuk memperhatikan kami,” sampainya

Untuk saat ini, besar gaji yang diterima antara guru yang mengajar di kawasan terpencil dengan guru yang mengajar di kawasan perkotaan, semuanya sama.

Namun pada saat mengambil gaji para guru yang mengajar di kawasan desa terpencil kembali harus mengeluarkan uang tambahan (uang transportasi) untuk bisa mengambil gaji. “Ditambah lagi biaya hidup akan bertambah, kami harus keluar dari pedalaman untuk membeli kebutuhan pokok dan itu kembali membutuhkan biaya tambahan, jadi banyak yang kami tanggung,” tuturnya.

Dengan banyaknya pertimbangan dan terlihat adanya kesenjangan antara para guru di kawasan perkotaan dengan guru di pedalaman, dirinya sangat berharap kepada Pemerintah agar bisa kembali memikirkan para guru intensif tambahan.“Perhatian sangatlah kami harapkan dari pemerintah,” tutup Arbiah.(614)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: