Rumah dan Kapal Rusak

Rumah dan Kapal Rusak

Besok Puncak Gelombang Tinggi

KAUR,Bengkulu Ekspress- Tiga rumah nelayan rusak parah akibat gelombang tinggi terjadi Selasa (24/7) malam hingga Rabu (25/7). Rumah mengalami kerusakan antara lain milik Mustapa (55) Kaur Raya Desa Tanjung Baru, serta dua rumah warga Desa Pasar Baru Kecamatan Nasal yakni Adi Pranoto (40) dan Heru Suseno (45) mengalami roboh.

“Di kecamatan Nasal ada dua rumah warga yang roboh diterjang gelombang pasang, saat ini warga sudah gontong-royong membersihan dan yang bersangkutan terpaksa mengungsi di tempat lain,” kata Kapolres Kaur AKBP Sisman Adi Pranoto SH melalui Kapolsek Nasal Iptu Yana R kemarin, (25/7)

Hempasan gelombang air laut mirip tsunami kecil ini juga merusak beberapa fasilitas warga, mulai dari kapal nelayan hingga sejumlah objek wisata. Saat ini warga pesisir masih khawatir terjadi gelombang tinggi susulan.  “Untuk wilayah Kaur Selatan ini yang paling rusak rumah karena laut pasang tadi malam (kemarin) itu di desa Tanjung Baru, yakni rumah makan Kaur Raya milik Musthafa, selain itu hanya dimasuki air saja,” tambah Kapolsek Kaur Selatan IPTU Surya Purnama SH, kepada Bengkulu Ekspresskemarin (25/7).

Kondisi yang sama juga terjadi di Pelabuhan Linau, namun lantaran pelabuhan ini sudah dipasang talud penahan gelombang, pemukiman penduduk masih aman dan terkendali. Hanya saja sejumlah perahu nelayan rusak parah (lihat grafis). Sementara talud penahan gelombang beberap batu kubus bergeser dari tempat semula. “Untuk rumah tak ada yang mengalami kerusakan, namun beberapa perahu nelayan rusak parah,” kata Kapolsek Maje IPda Maulana S.IK.

Sejumlah masyarakat pesisir hingga kemarin masih khawatir terjadi gelombang tinggi susulan. Pasalnya angin masih bertiup kencang. Sedangkan cuaca buruk masih terjadi di sepanjang pantai di Kabupaten Kaur. “Kalau hitungan bulan Hijriah ini baru tanggal 12 Dhu’l-Qi’dah 1439 H. hitungan hari biasanya gelombang tinggi mencapai tanggal 15-an artinya masih ada beberapa hari lagi,” kata Ujang (53) nelayan Pelabuhan Pasar Lama, Kaur Selatan.

Bupati Kaur Gusril Pausi S Sos langsung meninjau kondisi laut dan rumah warga yang menjadi korban dari keganasan ombak selatan di wilayah Kecamatan Kaur Selatan dan Nasal. Dalam kunjunganya itu bupati juga memberikan beberapa bantuan perlengkapan alat rumah tangga dan santunan uang tunai kepada korban. “Saya mengimbau kepada masyaralat pesisr khususnya untuk tetap waspada dan tetap siaga gelombang tinggi, dan juga kepada nelayan untuk tidak melaut dulu,” imbau Gusril.

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak gelombang tinggi di laut selatan Jawa sampai Sumatera saat 27 Juli atau menjelang gerhana bulan total. Gelombang tinggi masih tetap berlangsung hingga Oktober.  \"Jadi sebetulnya gelombang tinggi ini masih akan berlangsung sampai Oktober. Ini prediksi perhitungan BMKG, itu sudah mulai tumbuh Mei dan puncaknya itu Juli, 27 Juli puncaknya,\" ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin (25/7).

BMKG menjelaskan terjadinya gelombang tinggi menjelang gerhana bulan total. Hal tersebut disebabkan gravitasi bulan yang mengakibatkan terjadinya pasang air laut. \"Karena kan bulan penuh. Kan mau ada gerhana bulan, itu kan nanti pasang. Itu gerhana bulan terpanjang, 100 menit lebih,\" kata Dwikorita.

BMKG sebelumnya menjelaskan gerhana bulan total yang terjadi pada 28 Juli nanti akan berlangsung selama 103 menit. Seluruh wilayah di Indonesia dapat menyaksikan peristiwa alam tersebut. \"Terlama Abad ini! Puncak Gerhana Bulan Total akan terjadi selama 103 menit dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia pada tgl 28 juli 2018. BMKG akan melaksanakan pengamatan di berbagai titik di Indonesia dan menyiarkannya secara live,\" tulis BMKG di akun Twitter @infoBMKG, Rabu (25/7).

Terpisah, BMKG Bengkulu mengingatkan masyarakat khususnya nelayan untuk selalu waspada karena terjadi gelombang tinggi ekstrem setinggi 4-6 meter. \"Dalam tiga hari kedepan masih harus waspada,\" kata Kasi Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto SP, kemarin (25/7).

Di Provinsi Bengkulu sendiri hampir seluruh perairan terkena dampak dari gelombang pasang ini. Mengingat perairan Bengkulu langsung menghadap ke arah Samudera Hindia. Bahkan air laut pasang ini telah melanda sebagian wilayah di Provinsi Bengkulu sejak Rabu (25/7) subuh hingga pukul 09.00 WIB. Akibatnya, sebagian rumah dan objek wisata di Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur terendam air dan rusak.

\"Kaur dan Kota Bengkulu merupakan wilayah terdampak langsung. Di Kabupaten Kaur, ada tiga kecamatan yang paling terdampak, yakni Maje, Nasal, dan Kaur Selatan, sementara Bengkulu terjadi di Pantai Berkas,\" imbuh Sudiyanto.

Seperti diketahui, cuaca buruk yang dialami Bengkulu dipengaruhi oleh perubahan iklim global yang mengakibatkan beberapa anomali. Anomali tersebut antara lain semakin meningkatnya kejadian siklus tropis yang tidak lagi menuruti siklus seperti biasanya. \"Sehingga kejadian ini menyebabkan gelombang laut tinggi dan akan terus berlangsung di hampir seluruh perairan Indonesia,\" ujar Sudiyanto. Ia mengatakan pada saat gelombang tinggi seluruh kapal nelayan dipastikan tidak akan mampu melawannya. \"Untuk ukuran kapal nelayan masih membahayakan kalau kapal besar masih relatif tangguh,\" terang Sudiyanto.

Secara umum, masyarakat diperingatkan agar tetap waspada terhadap potensi kecelakaan laut akibat gelombang tinggi yang dapat terjadi. Masyarakat diimbau untuk menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.  \"Selain itu, masyarakat dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal - kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut serta tetap waspada dan siaga dalam melakukan aktivitas pelayaran,\" tutup Sudiyanto.(999/618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: