Keluhkan Jembatan Darurat

Keluhkan Jembatan Darurat

ULU MANNA BENGKULU SELATAN, Bengkulu Ekspress - Petani di Desa lubuk Tapi, Ulu Manna tidak hanya mengeluhkan kondisi jalan sentra produksi(JSP) menuju areal pertanian mereka yang masih tanah dan berlumpur. Namun mereka juga mengeluhkan kondisi jembatan menuju areal pertanian mereka. Pasalnya masih darurat atau asal jadi.

“ Kondisi jembatan menuju areal pertanian kami sangat tidak layak, karena masih sangat darurat,” keluh Jupriadi, salah satu petani Desa Lubuk Tapi, Ulu Manna.

Jupriadi mengatakan, penderitaan petani di desanya saat ini sangat komplek. Pasalnya dengan kondisi jalan yang rusak sepanjang 4 km. warga juga harus ekstra waspada saat melintas jembatan yang melintas di atas sungai Leban. Sebab jembatan tersebut dibangun warga secara gotong-royong dengan menggunakan kayu seadanya. “ Coba lihat, jembatan kami hanya menggunakan kayu, saat ini sudah lapuk,” ujarnya.

Dengan kondisi jembatan yang panjangnya sekitar 8 meter dan lebar 4 meter ini, Jupriadi mengaku selama ini sudah banyak kendaraan yang terperosok hingga jatuh ke sungai. Beruntung jembatan tidak terlalu tinggi dan air sungai kecil. Sehingga tidak berakibat patal bagi pengendara. Dengan kondisi tersebut, dirinya berharap Pemda Bengkulu Selatan dapat segera memperbaikinya.

Pasalnya jembatan tersebut, satu-satunya akses petani menuju usaha pertanian mereka di dataran leban, seperti kopi, sawit hingga karet.

“ Kami merindukan mendapatkan jalan sentra produksi dan jembatan yang layak, agar tidak lagi kesulitan menuju lokasi pertanian kami dan mengangkut hasil pertanian,” harap Jupriadi. (369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: