Ratusan Warga dari 9 Desa Demo, Desak Tutup Galian C

Selasa 21-03-2017,09:50 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

 PAGULIR,BE- Ratusan warga dari sembilan desa di Kecamatan Padang Guci Hilir (Pagulir) Kabupaten Kaur menggelar aksi demonstrasi ditempat galian C di desa Air Kering, Senin (20/3). Mereka meminta penambangan pasir dan batu (sirtu) itu ditutup karena sudah merusak lingkungan dan jalan desa setempat.

“Ini sudah berkali-kali kami ingatkan, tapi tetap saja truk-truk pengangkut galian C merusak jalan dan saluran irigasi kami. Makanya kami minta kepada dinas terkait untuk menutup galian C ini,” kata Usman (54), perwakilan warga Talang Jawi I saat mengelar aksi demo dilapangan Desa Talang Jawi 2, kemarin, (20/3).

Dari hasil pantauan BE kemarin, ratusan warga itu berasal dari sembilan desa yakni desa Pulau Pangung, Talang Besar, Talang Jawi 1, Talang Jawi 2, Air Kering 1, Air Kering 2, Talang Padang, Gunung Kaya dan Padang Lebar.

Mereka memulai aksinya sejak sekitar pukul 09.00 WIB dengan berkumpul di lapangan Desa Talang Jawi 2 dengan pengawalan ketat anggota Polres Kaur. Selanjutnya mereka menuju tempat galian C di Desa Ulak Agung dan Air Kering.

\"Demo ini warga lakukan menuntut penutupan aktivitas galian C di Pagulir. Karena kami khawatir dampak kerusakan alam akan bertambaha parah. Sebab semenjak ativitas mobil truk galian C yang masuk keluar di Pagulir itu, saat ini jalan kondisinya semakin parah. Sebab puluhan truk pengangkut material galian C hilir mudik melintasi jalan juga menyebabkan debu yang beterbangan juga berdampak negatif bagi kesehatan warga. \"ujar Alex Munte (53), warga Desa Gunung Jaya.

Ia mengaku, warga yang memiliki sawah di sekitar lokasi penambangan ini menyebutkan, akibat lalu lalang truk tambang, saluran irigasi milik petani kerap buntu tertutup lumpur. Tak ayal, berulang kali petani harus kembali menggali saluran air yang menjadi satu-satunya sumber air untuk areal persawahan mereka.

“Tidak terhitung berapa kali saluran irigasi ini buntu dan sekarang sudah pendakalan. Akibatnya, banyak sawah tidak teraliri air. Padahal ini musim tanam, sawah butuh suplai air yang cukup, sekarang ini gara-gara galian C ini sawah sulit dapatkan air,” ujarnya.

Ditambahkannya, warga sebenarnya sudah kesal sejak lama terhadap adanya tambang pasir di sepanjang aliran Sungai Pagulir tersebut, namun mereka tidak mampu menghentikan para penambang yang terkesan bandel.

Aksi warga tersebut merupakan puncak kekesalan warga yang selama ini dipendam. Juga jika aktivitas galian C itu tidak ditutup dan masih berjalan, warga akan mengancam demo lebih besar lagi.

“Kami juga minta agar pemerintah menutup penambangan itu. Tak ada manfaatnya bagi warga, justru merugikan karena jalan banyak rusak, kalau tidak ditutup kami akan demo lagi,” tegasnya.

Menyikapi hal ini, Asisten I Setda Kaur Bahrun Budiman SH yang turun langsung. Ia mengaku pihaknya akan segera menindaklanjuti persoalan tersebut. Pemda Kaur juga akan mengevaluasi keberadaan tambang pasir dan batu yang telah meresahkan warga Pagulir tersebut, serta akan mendiskusikan lebih lanjut dengan pihak berwenang.

“Nanti galian C ini akan kita evaluasi lagi dan jika ditemukan pelanggaran yang tidak sesuai prosedur akan segera kami tindak dan tutup. Juga kita minta kepada masyarat agar tetap tenang dan jangan terpancing emosi,” harapnya

Sementara itu, Kapolres Kaur AKBP Bambang Purwanto SIK yang turun langsung ke lokasi demo itu mengatakan, aksi damai warga yang menuntut penutupan tambang galian c di wilayah Pagulir itu berjalan lancar dan tidak ada keributan.

“Alhamdulilah semuanya berjalan lancar, juga terkait permintaan warga untuk menutup seterusnya, nanti kita akan mendiskusikan kepada yang bersangkutan dan dinas terkait,” jelas Kapolres.(618)

Tags :
Kategori :

Terkait