40 Balita Meninggal Usai Lahir, Akibat BBLR dan Perdarahan Ibu

Kamis 02-02-2017,09:40 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

TAIS, BE- Setelah 11 kasus kekurangan gizi di ditemukan di Kabupaten Seluma, ternyata di tahun 2016 lalu dinas kesehatan (Dinkes) mencatat sebanyak 40 orang balita dan 6 ibu-ibu meninggal dunia pasca persalinan. Meninggal dunia ini disebabkan oleh berat badan bayi saat dilahirkan masih rendah serta pendarahan pada ibu.

“Ini bukan disebabkan penanggan namun memang kasusnya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta adanya pendarahan pada pasien yang melahirkan tersebut,”tegas Kepala Dinas Kesehatan(Dinkes) Seluma Khaidir Muchtar SSos melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Almidian S SKm kepada BE diruang kerjanya kemarin (1/2).

Dijelaskan, dari laporan yang disampaikan oleh petugas puskesmas di kabupaten Seluma. Sebagian besar pasien yang bersalin telah di tanggani oleh sejumlah tenaga medis bidan desa. Hanya saja, memang sebagian kecil tersebut di sebabkan lantaran pendarahan hebat pada ibu yang setelah melahirkan. Ini bisa saja di sebabkan berat badan bayi yang dilahirkan mencapai 3 KG lebih. Namun terbesar bayi meningal dunia tersebut di sebabkan kerena BBLR tersebut dengan usia yang bervariasi.

“Sebagaian besar usia mereka 0 hari - 6 hari setelah melahirkan dengan jumlah kasus sebanyak 33 kasus. Sedangkan usia 7 hari sampai 28 hari hanya ditemukan sebanyak 7 kasus saja.”tegasnya

Disampaikan juga ,untuk pasien yang tengah proses bersalin di temukan sebanyak 4 kasus. Serta 2 kasus setelah proses bersalin. Namun ini sendiri banyak faktor yang menyebab meninggal dunia setelah melahirkan maupun proses bersalin tersebut. Kondisi pasien yang mengalami darah tinggi dan pendarahan sendiri. “Sehingga bagi mereka yang hipertensi khusus bagi ibu melahirkan termasuk ke dalam berbahaya. Pasalnya bisa membahayakan pasien sendiri dan bayi yang akan dilahirkan,”ujarnya.

Disampaikan, sejauh ini pelayanan bersalin dan pemeriksaan kandungan ini sudah bisa dilakukan di setiap puskesmas di kabupaten Seluma. Pasalnya, terlah terdapat bidan, perawat dan dokter sekalipun. Hanya saja, tinggal masyarakat seluma memanfaatkan tenaga medis yang telah ada tersebut.

Khusus bagi mereka yang hendak melahirkan bisa mendatangi praktek atupun kediaman bidan dan petugas medis itu sendiri. Serta sebaliknya untuk menjemput tenaga medis itu sendiri. “Bidan yang ada juga akan melayani masyarakat yang membutuhkan dimana sebagian besar desa sudah ada tenaga medis yang bisa melakukan persalinan,”ujarnya singkat.(333)

Tags :
Kategori :

Terkait