Diungkapkan salah seorang petani di wilayah Kecamatan Lebong Sakti Desko (45), \"Rata- rata petani di wilayah Lebong Sakti ini kesulitan permodalan ketika musim tanam. Salah satu cara agar bisa turun tanam dengan meminjam modal kepada pelaku Ijon meski dengan bunga yang cukup tinggi dan harus di bayar ketika musim panen.\"
Diungkapkannya, modal yang di pinjam kepada pelaku Ijon ini nilai pengembalianya cukup tinggi. Dicontohkanya untuk pinjaman 1 karung Pupuk Urea atau setara dengan uang Rp 110 ribu, maka pada saat musim panen harus di bayar dengan 1,5 karung padi atau dengan nila uang Rp 200 ribu.
\"Kalau kita meminjam pupuk TSP 1 karung, maka yang harus dibayar dengan 2 karung padi. Biasanya petani tidak hanya meminjam pupuk tapi juga meminjam uang untuk kebutuhan penggarapan lahan dan kebutuhan hidup sehari-hari hingga panen,\" kata Desko.
Diungkapkannya, faktor penyebab tingginya praktek ijon dikalangan petani Lebong karena musim tanam hanya sekali setahun. Sekali panen, hasil panen petani yang awalnya 60 karung terkadang hanya tersisa 40 karung. Dikarenakan habis untuk membayar pinjaman.
\"Lalau di Lebong bisa turun tanam dua kali setahun ekonomi petani tentunya bisa meningkat dan praktik ijon bisa dihindari,\" pungkasnya.(777)