Colorado Cours Raih Juara II Lomba Kursus Berprestasi Tingkat Nasional

Rabu 26-10-2016,09:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Lembaga Kursus Keterampilan (LKP) Colorado Cours sudah tidak asing lagi di jajaran dunia pendidikan, khususnya di Bengkulu. LPK yang bergerak di bidang Bahasa Inggris terbesar di Bengkulu ini, baru-baru ini dinobatkan sebagai Juara II embaga terbaik tingkat nasional.

Posisinya di bawah BBC English Training Specialist (Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta), di atas LBPP-LIA Padang (Kota Padang, Sumatera Barat) yang harus berbangga di posisi Juara III dan harapan I diraih Yayasan Siki Bali (Kota Denpasar,Bali).

Pemilik dan Pimpinan LPK Colorado Course, Merry Witman menuturkan, prestasi yang diraih merupakan kali kedua setelah 3 tahun lalu tepatnya tahun 2013 lalu pun pernah meyandang lembaga kursus predikat terbaik II nasional kategori lembaga non vokasi. Kali ini kembali sebagai juara bertahan sebagai Juara II lembaga kursus berprestasi tingkat nasional, namun berbeda kategori, kali ini kategori/rumpun kebahasaan.

Penghargaan tersebut merupakan program apresiasi LKP dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kursus dan pelatihan di Indonesia.

Salah satu penilaian tim juri terhadap LKP dalam penyelenggaraan kursus dan pelatihan yang mengacu kepada standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan memiliki inovasi serta keunggulan melalui penilaian yang dilakukan secara bertahap, berjenjang, obyektif dan terukur.

Perempuan yang akrab disapa Mam Merry ini menuturkan, perjuangan tim Colorado dan inovasi memajukan lembaga menjadi poin penilaian sendiri oleh tim juri. Pasalnya jika dibanding dengan LPK lain, masih banyak LPK yang jauh lebih hebat. Terlebih para kontestan lainnya merupakan lembaga berskala nasional, yang telah tersebar di masing-masing provinsi di Indonesia.

\"Kalau bicara besar, LPK mereka sangat besar, lawannya yang juara I BBC ETS justru memiliki 50 cabang unit lembaga kursus, sekaligus menjadi pembina di Kemendikbud,\" ujarnya.

Mam Merry mengaku sempat gugup melihat kebesaran dan kemegahan LPK yang ikut dalam lomba tersebut. Secara kasat mata untuk mengalahkannya itu tidak mungkin. Tetapi Mam Merry memiliki keyakinan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan untuk mengembangkan diri dan menjadi beda. \"Kita jangan menganggap diri kita hebat, tapi bagaimana kita mengembangkan diri, \" katanya.

Dalam persentasi yang menjadi penilaian tertinggi dalam kompetisi itu justru mengangkat kiat Colorado dalam mempertahankan lembaganya untuk tetap eksis ditengah keterbatasan, baik daya beli, minat yang rendah namun lembaga harus masih bisa eksis di daerah yang kecil.

Banyak tantangan yang dihadapi mulai ancaman dari alam seperti bencana alam, persaingan dengan lembaga kursus rasaksa yang mulai merambah di daerah. Pola pertahanan diri inilah yang menjadikan menguras dan menantang dirinya untuk bagaimana berpikir berinovasi membuat suatu terobosan untuk bisa mempertahankan eksistensi lembaga. \"Bagaimana kita bertahan, jatuh bangun mengembangkan kursus di daerah kecil,\" ujar Merry.

Merry menuturkan, usai persentasi, masing-masing kontestan diminta kembali ke daerah. Pada tanggal 19 oktober mereka diundang pada puncak Hari Aksara di Palu untuk menerima penghargaan bagi insan yang bergerak pendidikan non formal oleh Mendikbud. \"Saya sudah cukup bersyukur karena sudah mempertahankan juara II, dengan kompetitor yang berat, \" ucapnya.

Merry menambahkan, kedepan Colorado akan terus mengembangkan lembaganya berdasarkan kebutuhan dan perkembangan provinsi. Sebab, inovasi berlebihan belum tentu membuat lembaga bertahan, bisa jadi malah berat diongkos. \"Kita harus bekerja cerdas, mana yang patut dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,\" katanya.(247)

Tags :
Kategori :

Terkait