Anak Rewel Tak Bisa Tidur, Terima Telepon Rumah Kebakaran

Sabtu 17-09-2016,10:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

HANYA puing-puing kebakaran yang tersisa. Itulah yang berusaha dicari Nana (23) anak pasangan Amni dan Amrun. Nana merupakan cucu dari Tiara (75) sang pemilik rumah semi permanen 2 lantai yang habis dilalap si jago merah sekitar pukul 19.45 WIB malam kemarin. Bagaimana peristiwa itu terjadi? Berikut laporannya.

JULIAN SYAFRI, Arga Makmur

Sore Rabu (14/9), Nana bersama suami dan anaknya pamit kepada sang nenek (Tiara, red) untuk menginap di rumah mertuanya di Desa Gunung Selan Kecamatan Kota Arga Makmur. Firasat awal sudah dirasakan lantaran anaknya sejak Magrib rewel, tidak bisa tidur. Namun ia tidak menduka kegelisahan anaknya bertanda buruk.

Benar saja, sekitar pukul 20.00 WIB malam, ia menerima telepon dari tetangga mengabarkan terjadi kebakaran di rumah neneknya di Desa Karang Anyar 1 Kecamatan Kota Arga Makmur. Seketika itu ia bersama suami langsung pulang melihat peristiwa itu.

\'\'Kami memang sore Kamis (15/9) sudah niat mau pulang ke rumah nenek, tapi mertua tidak mengizinkan, bahkan semua baju sudah kami susun rapi untuk pulang. Terus malamnya, anak saya juga rewel tidak mau tidur, padahal biasanya pukul 19.00 WIB sudah tidur. Tak lama ada telepon ngasih kabar rumah nenek kebakaran. Saya bersama suami langsung buru-buru ke sana, dan tiba di sana api sudah membesar,\'\' ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE) saat ditemui tengah mencari puing sisa kebakaran, pagi kemarin.

Nana juga menyampaikan, atas kejadian kebakaran itu tidak ada satupun isi rumah yang berhasil diselamatkan, mulai dari ijazah, sertifikat tanah dan rumah, KTP, ATM, foto kenangan pernikahan, 1 unit sepeda motor, televisi dan harta benda berharga lain, semua habis dilalap ganasnya si jago merah.

\'\'Semuanyo habis idak ado yang bisa diselamatkan. Bahkan kamera pocket yang dipinjam suami dari kantor pakai tando tangan, jugo habis terbakar. Entah cakmano ndak gantinyo tu,\'\' ungkap Nana sembari memilah-milah berkas sisa kebakaran yang masih tersisa.

Nana juga menyebutkan ia bersama suami dan anaknya memang sehari-hari tinggal di rumah sang nenek untuk menemaninya yang menempati rumah itu sendirian. Namun sang nenek, lanjutnya tinggal di lantai atas dan tak pernah keluar kamar. Untuk makan dan minum, tambahnya, pihak keluarga yang mengantarnya ke lantai atas.

\'\'Kalau kami nunggu rumah yang di bagian bawahnyo. Nenek di atas, kareno kato nenek rumahnyo cuma di atas itulah, bukan dibawah. Kareno kasihan nengok nenek tinggal sendiri di situ, sayo samo suami dan anak netap juga di situ ngawani nenek,\'\' terangnya.

Atas kejadian itu, ia berharap rumah nenek dapat segera dibangun kembali oleh pemerintah dan dermawan lain. Ia juga berharap dapat kemudahan dalam mengurusi segala dokumen yang hangus dilalap api.

\'\'Kami semuanya mengharap nian pemerintah dapat membantu membangun rumah ini lagi. Kami jugo mikir cakmano ngurus surat-surat yang lah abis tebakar ni,\'\' tutupnya.

Sementara itu, Amni ibu Nana terus menangis tak henti lantaran tak kuasa menerima peristiwa yang menimpanya beserta keluarga. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait