\"Untuk travel Pulau Tikus memang sekarang kurang terkondisi, karena muncul diberbagai tempat. Jadi kalau dibiarkan, maka jalan itu akan terganggu,\" kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu, Tony Elfian, kemarin.
Menurutnya, penertiban ini bukan berarti suatu pelarangan terhadap keberadaan pelaku usaha travel Pulau Tikus tersebut, melainkan bentuk perhatian dari Pemerintah Kota Bengkulu untuk menata agar tidak menimbulkan kemacetan.
Rencananya, seluruh jasa travel Pulau Tikus tersebut akan dipindahkan ke satu titik atau semacam terminal, sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan menjadi lebih tertata serta mudah untuk dikelola.
\"Kita memerlukan satu titik semacam terminal keberangkatan, dan itu kita lihat prospek paling bagus ada di Tapak Paderi,\" ungkap Tony.
Lanjutnya, lokasi Tapak Paderi tersebut dinilai cukup strategis dan luas untuk dimanfaatkan sebagai terminal pusat destinasi Pulau Tikus, karena berada di pinggir pantai. Selain itu, pihaknya juga akan jembatan atau dermaga kecil sebagai tempat berlayar serta berlabuhnya perahu atau kapal khusus ke Pulau Tikus.
\"Kalau istilahnya dulu, tempat itu (Tapak Paderi,red) lentera hijau, karena di situ potensinya bagus, tempat parkir luas, ombaknya tidak ganas dan tidak menganggu jalan,\" jelasnya.
Hal ini, lanjutnya, wajar dilakukan Pemerintah Kota karena wisata ke Pulau Tikus semakin banyak peminatnya dan sejalan dengan rencana pemkot untuk mengenjot sektor pariwisata Bengkulu, bahkan dalam APBD 2017 mendatang Pemerintah Kota Bengkulu telah merencanakan untuk menitikberatkan penganggaran terhadap pengembangan pariwisata.
\"Kita juga bisa memberdayakan masyarakat yang berjualan di sana untuk menyajikan kuliner kepada para pengunjung yang akan berangkat ke Pulau Tikus, dan ini telah masuk dalam agenda 2017,\" pungkas Tony. (805)