PAD Parkir Kota Bengkulu Terindikasi Bocor

Senin 11-04-2016,09:10 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

  BENGKULU, BE - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Parkir Dishubkominfo Kota Bengkulu tampaknya kewalahan menghadapi juru parkir yang semakin mengakal-akali pihaknya. Pendapatan asli daerah (PAD) dari parkir ini pun terindikasi bocor alias tidak masuk ke daerah hingga miliaran rupiah yang disebabkan lahan parkir diperjualbelikan secara ilegal.

Kepala UPTD Parkir Dishubkominfo Kota, Nazarudin Basten mengatakan, seharusnya yang bertugas adalah juru parkir (jukir) yang pemegang surat perintah tugas (SPT), tetapi pada kenyataanya Dishub masih kecolongan. Dari Pemegang SPT memerintahkan ke orang lain, dan orang tersebut tersebut kembali memerintahkan orang lain lagi.

\"Contoh yang kita dapat di lapangan, SPT dan ID card itu nama dia. Tapi hasil parkir itu dia setor ke orang lain dan ternyata orang lain ini yang membeli lahan,\" kata Basten.

Mayoritas pemegang SPT hanya duduk santai di rumah dan menunggu setoran, karena pola kerja pemilik SPT dengan jukir ini bagi hasil. Sehingga jumlah yang disetorkan ke pihak UPTD tidak lagi sesuai dengan jumlah potensi yang ada di lahan tersebut.

\"Kenapa seluruh zona (12 zona,red) setorannya kecil? Inilah celah antara jukir dan pihak pemegang SPT. Dan ini memang penyakit kronis di parkir, yang punya SPT ini ongkang-ongkang kaki di rumah nunggu setoran dan nyuruhkan orang yang susah. \" tandas Basten.

Menanggapi hal tersebut pihaknya hanya bisa memberikan surat teguran dan tidak ada tindak tegasnya.

Menurut Basten, dalam Peraturan daerah nomor 07 tahun 2011 tidak menjabarkan tindakan apa yang harus dilakukan jika ada pemilik SPT menyerahkan lokais parkirnya ke orang lain.

\"Kita tidak bisa mengeksekusi ini, karena dalam perda kita tidak bisa, paling langkah ke depan hanya pembinaan dan selektif memilih jukir. Karena bukan rahasia umum lagi yang datang ke Dishub disuruh oleh pemilik lahan,\" bebernya.

Satu-satunya untuk meminimalisir hal ini, pihaknya harus melakukan evaluasi potensinya dari 526 titik tersebut. Dan dari potensi yang ada baru bisa ditetapkan kembali potensi yang sebenarnya. Selain itu, Basten menjamin jika hal ini teratasi maka tidak hanya Rp 4 miliar, bahkan jika target PAD dinaikkan hingga Rp 5- 6 miliar akan mudah didapat.

\"Sekarang Rp 4 miliar saja tidak sampai, karena inilah indikasinya. Kalau seandainya 526 titik ini kita betul-betul hitung sesuai potensi dan jukir menyerahkan langsung, maka target hingga Rp 5 sampai 6 miliar gampang tercapai. Saya jamin itu,\" tukasnya. (805)

Tags :
Kategori :

Terkait