Longsor dan Banjir Melanda Bengkulu

Rabu 23-03-2016,09:00 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

 BENGKULU, BE - Anomali cuaca membuat sejumlah bencana di Provinsi Bengkulu. Setelah panas ekstrem, kemarin (22/3) hujan deras disertai angin melanda Bumi Raflesia. Dampaknya membuat belasan titik jalan provinsi ditimbun longsor, ratusan rumah dan sekolah pun terendam banjir.

Seperti terjadi di Kabupaten Kaur belasan titik jalan provinsi dan kabupaten di Kabupaten Kaur terimbun longsor hingga menutupi badan jalan. Kondisi tersebut membuat akses jalan di wilayah tersebut lumpuh total. Kendaraan yang melintas pun terpaksa harus menunggu para Polri, TNI dan warga usai bergotong royong untuk bisa melewati badan jalan yang tertimbun material longsor tersebut.

“Hujan dari malam sampai pagi tadi (kemarin) yang menjadi penyebab jalan itu longsor, dan jalan longsor itu tidak bisa dilalui karena terimbun longsor,” ujar Doki (38), salah satu pengendara saat melintas di jalan raya Tanjung Iman kemarin.

Berdasarkan dari pantauan BE dilapangan Selasa (22/3), longsor itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB tepatnya saat hujan deras menguyur wilayah Kabupaten Kaur. Akibat hujan deras tersebut terdapat delapan titik tanah longsor yang menutupi jalan lintas Kabupaten Kaur, yakni Kecamatan Tanjung Iman lima titik, Luas satu titik, Tetap satu titik dan Kecamatan Maje satu titik. Terimbunya jalan itu, membuat warga bersama anggota Polres dan TNI bergotong-royong membersihkan longsoran tanah yang memakan badan jalan. Upaya tersebut juga menurunkan satu unit alat berat untuk membuka akses jalan sejumlah titik terparah. Diantaranya di Kecamatan Tanjung Iman dan Kecamatan Tetap Kabupaten Kaur. Pengguna jalan baik yang menggunakan sepeda motor maupun mobil harus bergantian. Sebab, jalur hanya bisa dilewati dengan sistem buka tutup atau satu lajur.

“Petugas kepolisian dan aparat TNI bersama warga sudah membersihkan longsoran, dan sekarang sudah bisa dilalui kendaraan,” kata Kapolres Kaur AKBP Bambang Purwanto SIK saat memantau langsung titik longsor kemarin. Sementara itu, Wakil Bupati Kaur Hj.Yulis Suti Suti bersama kepala dinas terkait yang turun memantau longsor tersebut. mengungkapkan, usai longsor tersebut masih terdapat beberapa titik yang rawan berpotensi terjadi longsor susulan. Sebab, longsor tersebut mengakibatkan tanah bertebing mengalami retak dengan lebar retakannya bervariasi. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada warga setempat maupun pengguna jalan untuk senantiasa waspada.

“Kita bersama-sama menyadarkan warga untuk kompak antisipasi apabila terdapat longsor susulan, dan Alhamdulillah dalam longsor ini tidak ada korban jiwa,” tutup Wabup.

Selain itu tak hanya longsor, rumah dan sekolah terendam di kabupaten tersebut. Di Desa Selasih belasan rumah dan satu sekolah Desa Padang Genteng Kecamatan Kaur Selatan terendam bajir.

Akibat banjir setinggi satu meter itu, beberapa perabotan elektronik warga rusak dan kegiatan belajar mengajar di sekolah SD 41 itu terganggu.

“Semenjak Maret ini sudah empat kali rumah saya kebanjiran, dan ini yang paling parah. Karena semua perabotan rumah banyak yang rusak karena terendam banjir,” ujar Kunia (36), salah satu warga yang menjadi korban banjir kemarin.

Dari pantauan BE di lapangan, banjir merendam belasan rumah dan satu sekolah itu sekitar pukul 06.30 WIB tepatnya saat hujan deras menguyur wilayah Kabupaten Kaur. Genangan air setinggi hampir satu meter, merendam sedikitnya 15 rumah di Desa Selasih. Kondisi itu, air masuk ke dalam rumah warga. Sejumlah perabotan dan barang barang elektronik juga mengalami kerusakan akibat tergenang air.

Para korban rumahnya terendam banjir, tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya bisa pasrah dan menunggu air secepatnya bisa menyusut. Banjir juga mengakibatkan akses jalan menuju perkampungan, terganggu.

Sejumlah pengguna sepeda motor, terpaksa mogok lantaran mesin kendaraan mati, akibat kemasukan air. “Sekarang ini kami tidak bisa berbuat apa-apa, dan kami minta kepada dinas terkait untuk mengatasi masalah ini, karena ini setiap hujan deras rumah kami selalu banjir,” ujarnya.

Kepala Desa (Kades) Selasih Mursi Afendi, mengakui jika banjir seperti ini kerap sering terjadi di wilayahnya. Kondisi tersebut diperparah, lantaran saluran dan draenase tersumbat.

“Setiap hujan deras desa Selasih ini selalu banjir, ini karena air sungai Sehate tersembat,\" katanya. Banjir juga menyebabkan kegiatan belajar dan mengajar menjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 41 Kaur Desa Padang Genteng erganggu.

250 siswa tidak bisa mengikuti pelajaran karena kelasnya tergenang air. Pihak sekolah terpaksa memulangkan siswa lebih awal.

“Siswa tidak bisa mengikuti pelajaran karena kelasnya tergenang air akibat Selasa malam hujan deras. Jadi, siswa kita terpaksa dipulangkan pukul 08.00 WIB,” tutup Kepala SD N 41 Alimin SPd.

Seluma Terkepung Begitu juga dengan Kabupaten Seluma. Beberapa desa di daerah tersebut terkena banjir akibat luapan air sungai. Air menggenangi rumah warga hingga selutut orang dewasa. Bukan itu saja, puluhan hektar sawah terendam.

Data berhasil dihimpun BE sedikitnya beberapa desa mengalami genanggan air pasang, terjadi pada desa Cahaya Negeri, Desa Siabun kecamatan Sukaraja. Desa Lawang Agung, Desa Padang Palasan Kecamatan Air Periukan dengan menggenangi rumah warga sebanyak 5 unit ketinggian lutut orang dewasa. Desa Sukarami dan Pasar Seluma kecamatan Seluma Selatan dengan ketinggian setengah meter setelah air pasang cukup tinggi. Ditambah air bah yang cukup besar dan desa Gunung Kembang Kecamatan Semidang Alas Maras hanya mengalami kerusakan pada kawasan pertanian warga dengan luas 6 hektar.

“Di beberapa titik memang air baru mengalami naik pada pukul 09.00 WIB Setelah curah hujan tinggi dari malam. Sedangkan Tim BPBD telah membagi tugas untuk memantau kondisi di sejumlah titik rawan banjir dan air pasang.” sampai Sekretaris BPBD Seluma Herwan SH kepada BE kemarin.

Terpisah Kades Lawang Agung Kirman Efendi SSos seluas 25 hektar lahan pertanian padi milik warga ikut tergenang. Bahkan hampir 95 persen persawahan terendam banjir, pondok petani hanyut terbawa arus.

Disampaikan, jika Lawang Agung merupakan desa yang kerap di terjang banjir bandang. Mengingat desa ini berada di dataran rendah. Sehingga bila curah hujan tinggi dan air laut pasang maka dipastikan desanya akan tergenang banjir. Dan kejadian banjir ini merupakan terparah dari kesekian tahunnya.

“Curah hujan tinggi dan di bagian hulu hujan deras maka desa ini akan tergenang banjir,”sambungnya

Mengetahui beberapa desa di Kabupaten Seluma tergenang banjir. Bupati Seluma H Bundra Jaya SH MH langsung mengunjungi satu persatu kawasan tersebut. Bahkan bukan hanya melakukan kunjungan, Bupati Seluma langsung memberikan bantuan berupa makanan siap saji. Termasuk sejumlah kebutuhan masak sekaligus.

“Bantuan ini memang tidak seberapa namun kepedulian pemda Seluma setidaknya bisa mengurangi beban warga seluma yang terkena banjir ini,” sambungnya.

Dalam kunjungan tersebut Bupati Seluma juga mengingatkan warga di beberapa titik untuk dapat waspada akan banjir dan air susulan. Mengingat saat ini masih terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Serta bupati juga telah memerintahkan BPBD untuk dapat memonitor di setiap titik kawasan yang rawan akan banjir dan air bah tersebut.

“Sekalipun sudah memerintahkan BPBD namun saya berharap warga bisa waspada,”bebernya.

Begitu pula di Kota Bengkulu. Hujan deras tak hanya meredam sejumlah perumahan, tapi juga petani sayur pun ikut mengalami kerugian. Pasalnya, puluhan hektar kebun bayam, kangkung dan sawi RT 11 Jembatan Kecil Kebun Tebeng. tersebut terendam banjir, alhasil puluhan petani gagal panen. Dan harus menunggu lebih dari 1 bulan untuk melakukan proses penanam kembali.

Diakui Ibnu Sukarman (49) salah satu petani sayur, bahwa dengan gagal panen ini dirinya mengalami kerugian sekitar 3 sampai 4 juta. Meski tidak mendapatkan untung terlalu banyak namun uang dari hasil panen tersebut hanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan makan keluarganya sehari-hari .

\" Seharusnya ini tinggal panen cuma gagal semua. Banjir inikan buat lahan kita jadi hancur,\" kata Ibnu kepada BE, kemarin.

Lanjutnya, dengan kondisi terendam seperti ini membutuhkan waktu lama untuk menunggu air banjir tersebut surut/kering. Ditambah lagi, jika dihitung dari kondisi sekarang untuk dapat menanam dan pemupukan kembali diperkirakan butuh waktu sekitar 2 minggu kedepan, karena harus menunggu tanah benar-benar kering.

Selain itu, usai melakukan penanam setidaknya petani harus menunggu 3 - 4 minggu lagi baru bisa dipanen. Sementara, sumber mata pencaharian dari puluhan kepala keluarga di kawasan tersebut hanya sebagai petani sayur yang sebenarnya cukup untuk memenuhi makan keluarga sehari-hari, itu artinya saat ini mereka akan melalui masa kritis selama satu bulan kedepan.

\"Kalau dengan keadaan seperti ini 2 minggu lagi baru bisa nanam, itupun kalau tanahnya sudah kering,\" ucap Ibnu. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bengkulu, Syafriandi didampingi kepala Lurah, Zul herman serta Kepala Camat kecamatan Ratu agung, Wallaili Janip meninjau langsung saluran yang menjadi penyebab banjir tersebut.

\"Kami akan segera melakukan pembukaan saluran yang tertutup ini untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang lebih parah lagi,\" tegas Safriandi, usai melihat seluruh wilayah yang terkena dampak dari aliran siring tersebut. Tak hanya itu, pihaknya juga telah melakukan pengukuran untuk perencanaan irigasi/gorong-gorong induk yang berada di Kelurahan Tanah Patah tepatnya di RT 16.

Menurutnya, Jembatan penghubung yang berada di RT.05 kelurahan Tanah Patah ini memang terlihat sudah tidak mampu untuk menahan dorongan air yang datang.

\"Untuk itu dalam waktu dekat ini PU akan mengadukan persoalan ini ke Pemerintah Daerah Kota Bengkulu agar dapat menganggarkan dana pembuatan jembatan yang berada di Kelurahan Tanah Patah Kecamatan Ratu Agung ini,\" ungkap Safriandi. (805)(618)(333)

Tags :
Kategori :

Terkait