Sering Sakit-sakitan, Kini Tinggal Kulit Berbalut Tulang

Sabtu 27-02-2016,10:51 WIB

Agus Wijaya, Bocah Miskin dari Utara

Sungguh malang nasib Agus Wijaya (4), anak pasangan suami istri, Ibnus Amrullah dan Susilawati, warga Desa Bukit Indah, Kecamatan Ketahun, Bengkulu Utara ini. Anak bungsu tersebut menderita sakit panas tinggi dan kejang-kejang sejak umur 2 tahun, namun tidak mendapatkan pengobatan secara maksimal.

Rizky Soerya Tama - Kecamatan Ketahun

Kondisinya memprihatinkan, badan kurus, lemas, sebagaian tubuhnya lumpuh dan tidak bisa berjalan. Padahal usianya sudah 4 tahun namun badannya seperti anak usia 1 tahun. Meskipun masuk kedalam perekonomian lemah, ayah Agus kesulitan mengurus BPJS.

Diceritakan Susilawati, sejak mengandung Agus, ia tidak mengalami keluhan sama sekali.. Begitu juga saat lahir dan beranjak umur 2 tahun kondisinya masih seperti balita pada umumnya.

\"Menjelang umur 2 tahun mulai terserang penyakit panas, jika kambuh bisa sampai kejang-kejang, seperti penyakit epilepsi. Sampai sekarang umur 4 tahun hanya beberapa kali dibawa ke bidan, kami tidak ada biaya, mau ngurus BPJS seperti tidak di pedulikan, sudah berkali-kali mengajukan permohonan tetapi tidak ditanggapi,\" cerita Susilawati.

Dari keterangan bidan yang pernah memeriksa penyakit Agus, bidan hanya mengatakan sebaiknya Agus dibawa ke rumah sakit, agar diketahui penyakitnya dan seperti apa tindakannya. Karena hanya berpenghasilan 65 ribu satu hari, keluarga Ibnus tidak sanggup membawa anak bungsunya itu ke rumah sakit.

\"Kalau kambuh paling ditenangkan, dikasih minum. Pernah diperiksa sama bidang katanya suruh bawa saja ke rumah sakit. Kami ini bukan keluarga berada, sekedar makan sehari-hari saja sudah bersyukur saya dan suami bisa memenuhinya. Belum lagi kebutuhan dua orang kakaknya,\" jelas Susilawati.

Ibnus Amrullah sudah berusaha maksimal mencari nafkah untuk mengobati anak bungsunya itu. Mulai dari mendulang emas, buruh bangunan sampai buruh angkut pasir. Tetapi untuk biaya pengobatan Agus jarang bisa terkumpulkan, karena terkadang sudah habis dengan kebutuhan sehari-hari.

\"Pekerjaan saya tidak tetap, saya menerima pekerjaan apa saja, mulai dari buruh ndulang emas, buruh bangunan pokoknya apa saja. Saya disini tidak ada keluarga jadi susah jika ingin pinjam uang. Rumah yang saya tinggali ini saya tidak akan berdiri jika tidak dibantu paman saya,\" kata Ibnus warga asli Kabupaten Lebong ini.

Harapan besar jelas ditunggu keluarga Ibnus ada dermawan yang bisa memberikan bantuan, untuk sekedar meringankan beban pengobatan anak bungsunya. Ibnus mengaku sudah letih menunggu kapan bisa mendapatkan kertu BPJS atau KIS. Sudah berkali-kali mengajukan persyaratan pembuatan kartu BPJS tetapi tidak ada kejelasan.

\"Sudah capek mas, ngurus BPJS tidak ada tanggapan dari dulu. Jika ada BPJS atau KIS sedikit lebih ringan membawa Agus berobat, biaya lain bisa kami cari lagi. Melalui Kades saya sudah mengajukan permohonan mengurus BPJS, tetapi sampai sekarang tidak ada konfirmasi apa saja yang harus dipersiapkan untuk mengurus BPJS itu. Kami tidak tahu, karena tidak pernah mendapatkan sosialisasi mengurus BPJS,\" imbuh Agus.

Sementara itu Sekertaris Kecamatan Ketahun, Abdul Hadi menegaskan, jika benar apa yang dikatakan keluarga tersebut tentunya tidak bisa dibiarkan. Abdul Hadi mengakui belum pernah mendapatkan laporan ada warganya yang membutuhkan bantuan tersebut. Berkaitan dengan bantuan dari pihak camat untuk sekedar meringankan beban kelaurga Ibnus, pihak Kecamatan akan mengunjungi keluarga tersebut, sebelumnya berkoordinasi dengan Dinas Sosial.

\"Saya belum mengetahui jika ada warga mempunyai penyakit seperti itu dan membutuhkan bantuan mengurus BPJS. Pemerintahan sebelumnya mengapa bisa tidak tahu jika ada warga yang membutuhkan bantuan tersebut, karena saya yakin penyakit itu pasti sudah lama, kenapa baru sekarang terkuak ke publik. Kami akan mengunjungi keluarga itu, melihat seperti apa kondisinya,\" tegas Abdul Hadi yang baru 4 bulan menjabat Sekcam Ketahun.

Berkaitan dengan mengurus BPJS, Abdul mengaku sudah menghubungi kepala desa setempat, dari keterangan kepala desa, lengkapi berkasnya dan langsung diserahkan. Jika tidak tahu apa saja persyaratannya silahkan tanya kepada Kepala Desa.

\"Saya sudah menghubungi kepala desa setempat, apa susahnya tinggal menandatangi persyaratan membuat surat BPJS itu. Seharusnya keluarga Ibnus secepatnya menghubungi kami jika tidak ada tanggapan dari Kepala Desa. Jika dibiarkan terlalu lama seperti ini kan tidak enak jadinya, terkesan tidak dipedulikan,\" pungkas Abdul Hadi. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait