Pengamat: Sultan–Mujiono Terlalu Kuat

Jumat 18-09-2015,10:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE – Derasnya dukungan tahadap pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Bengkulu Sultan–Mujiono dapat dijadikan tolok ukur betapa kuatnya daya magnet pasangan ini. Jaringan yang luas dan latar belakang keduanya menjadi modal besar untuk meraih kemenangan. Pengamat politik Universitas  Bengkulu, Drs Azhar Marwan MSi menilai, kekuatan jaringan pasangan Sultan-Mujiono ini merata hampir di semua kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu. Selain itu, mereka juga memiliki irisan di segala lini. Hal itu terlihat dari banjirnya dukungan dari berbagai elemen masyarakat. “Dari situ sudah kentara, posisi nomor urut dua jauh lebih unggul,” kata Azhar Marwan kepada BE, kemarin. Menariknya, dukungan juga datang dari kubu lawan seperti yang terjadi beberapa hari lalu, yakni rombongan Miftahul Jazim dan kawanb-kawannya menyeberang mendukung Sultan. Menanggapi hal ini, Azhar menegaskan bahwa kondisi itu semakin menguntungkan posisi Sultan. “Apalagi yang membelot ini pasukan elit, jelas akan membawa keberuntungan bagi Sultan-Mujiono,” ujarnya. Azhar menambahkan, politik itu ibarat sebuah medan perang, dan pembelotan seperti kudeta militer sehingga kejadian seperti itu akan mempengaruhi kekuatan lawan. Seperti diketahui, lanjut Azhar, Miftahul Cs mengajak serta puluhan Korcam dan Kordes dari tujuh kabupaten se Provinsi Bengkulu untuk beralih haluan mendukung Sultan-Mujiono, sehingga bukan tidak mungkin pucuk pimpinan relawan tersebut menjadi magnet untuk mengumpulkan masa memenangkan Sultan–Mujiono. “Mereka itu memiliki rahasia pasukan, kekuatan personel, amunisi dan strategi. Bagi Sultan - Mujiono ini menguntungkan untuk mendalami strategi lawan politiknya,” tuturnya. Disisi lain, Azhar mengingatkan, meski mendapat dukungan dari lawan, tetap harus waspada terhadap segala kemungkinan. Sebab, dalam politik kondisi bisa berubah setiap saat. \"Bahasa politiknya, kita harus mampu memegang kawan dan merangkul musuh,” paparnya. Bicara soal isu kedaerahan dalam kampanye Pilkada, Azhar menilai hal wajar saja dan masih efektif untuk dipakai mencari simpati masyarakat, mengingat masyarakat Provinsi Bengkulu tidak hiterogen seperti di kota-kota besar di Indonesia. \"Provinsi Bengkulu bukanlah daerah yang kompleks dan heterogen seperti kota-kota besar di Indonesia. Di kota besar, masyarakatnya sudah majemuk hingga isu kedaerahan tak lagi punya pengaruh, sedangkan di Provinsi Bengkulu isu kesukuan masih sangat efektif diterapkan jelang Pilkada,\" tutupnya.(400)

Tags :
Kategori :

Terkait