BENGKULU, BE - Seorang ibu rumah tangga (IRT), Tri Wahyuni (25), warga Desa Pasar Pedati Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) nyaris menjadi korban penipuan dari guru gadungan. Akibatnya, ia nyaris kehilangan uang senilai Rp 10 juta. Beruntung aksi penipuan ini segera diketahui sehingga uang tersebut berhasil diselamatkan.
Ditemui BE kemarin, Ahmad Zuhri (26), suami korban menuturkan, peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 08.45 WIB Jumat (4/9) pagi saat korban bersama sang istri sedang berada di rumah. Secara tiba-tiba, korban mendapatkan telpon dari orang tak dikenal (OTD) yang mengatakan bahwa adik korban berinisial, Ge (15) yang sedang sekolah di salah satu SMPN Kota Bengkulu mengalami kecelakaan parah. Lantaran mengalami bocor di bagian kepala, Ge langsung di larikan ke salah satu RS swasta di Kota Bengkulu.
Dalam percakapan telpon itu, pelaku meminta korban untuk segera menghubungi nomor 0823 5211 0393 milik rekannya, Ratna yang mengantarkan Ge ke RS. Lantaran panik atas kabar buruk ini, korban langsung menghubungi nomor yang diberikan pelaku. Setelah dihubungi, Ratna menjelaskan bahwa Ge sedang dirawat intensif oleh salah salah satu dokter di RS tersebut, yang mengaku dokter Handoko.
Tanpa bicara banyak, pelaku langsung meminta korban agar segera mentransferkan uang senilai Rp 10 juta ke rekening yang di berikan pelaku. Sebab adik korban membutuhkan tindakan segera dan harus ada jaminan uang dari keluarga, agar Ge bisa di operasi.
\"Meskipun dalam kondisi yang panik, saya tak percaya begitu saja. Setelah nomor HP saya hubungi kembali dan mengatakan bahwa saya akan segera tiba ke RS, pelaku langsung mengelak dan mengatakan bahwa adik saya sudah di rujuk ke RSMY,\" kata Zuhri.
Selanjutnya, kata Zuhri, curiga dengan perkataan pelaku, ia bersama sang istri kembali berfikir jernih dan langsung menghubungi pihak sekolah tempat Ge belajar.
\"Setelah kami hubungi Ge via telpon, ternyata semua itu tidak benar dan tidak terjadi apa-apa dengan adik saya. Beruntung uangnya belum kami kirim. Kami juga berharap agar masyarakat tak mudah percaya kepada oknum tak dikenal dan meminta untuk mengirimkan sejumlah uang, apalagi dengan modus mentransfer uang untuk jaminan perawatan atau operasi\" harap Zuhri.(135)