PUTRI HIJAU, BE - Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan dokter (dr) Ba terhadap pelajar perempuan SMPN 3 Putri Hijau dan SMKN 2 Putri Hijau yang terjadi pada Jum\'at (4/9) dan berujung aksi demo ratusan pelajar, orang tua dan guru, ditanggapi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), dr Sepakat Ginting, terkait prosedur pemeriksaan yang dilakukan dr Bayu.
Menurut dr Ginting, sapaan akrabnya, prosedur pemeriksaan yang dilakukan ada dua tahapan, analisme dan pemeriksaan. Setelah melakukan analisme penyakit yang diderita, barulah dilakukan pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Salah satu bagian yang diperiksa ialah bagian paru-paru dan jantung menggunakan stetoskop, yang mana stetoskop harus menempel pada kulit untuk menditeksi penyakit.
Dengan demikian prosedur pemeriksaan yang dilakukan dr Ba sudah benar menurut aturan medis.
\"Prosedur pemeriksaan menurut aturan medis, jika memeriksa jantung dan paru-paru harus menempelkan stetoskop dengan kulit, dengan kata lain stetoskop harus ada kontak langsung dengan kulit pasien. Terkait dokter meraba-raba pasien saya belum mendapatkan laporan itu. Dokter Ba juga sudah berkoordinasi dengan saya terkait masalah ini, dari informasi yang diberikan dokter Ba, ruang kelas tempat pemeriksaan sudah dijaga guru dan sudah ada yang mengawasi,\" jelas Ginting.
Ditambahkan Ginting, terkait etika pemeriksaan yang dilakukan dr Ba juga sudah benar, jika yang diperiksa perempuan maka harus ada pendamping perempuan di dalam ruangan, begitu sebaliknya jika laki-laki. Menurut keterangan dr Ba, hal ini sudah dilakukan dua sekolah yang ia periksa, ada guru yang mengawasi pemeriksaan yang dilakukannya.
\"Menurut dokter Ba sudah ada guru yang mendampingi didalam ruangan, jika ada kabar di dalam ruangan masih ada tirai tempat untuk memeriksa dan tidak ada guru yang mendampingi saya belum tahu itu. Terkait pemanggilan belum kita lakukan, harus berkoordinasi terlebih dulu dengan Dinas Kesehatan, mempersiapkan langkah-langkah prosedur sebelum dipanggil. Mungkin saja ada salah tafsir siswa yang diperiksa sehingga terjadi salah paham, kita tidak tahu mereka sudah pernah diperiksa seperti ini tidak sebelumnya\" imbuh Ginting.
Sementara itu, menurut keterangan Wakil Kepala SMKN 2 Putri Hijau, Aryanto, saat pemeriksaan kesehatan ini pihak sekolah memang sudah terlebih dulu dikasih informasi.
Pihak sekolah mempersiapkan ruang kelas sebagai tempat pemeriksaan, ditambah di dalam ruangan juga dari puskesmas mempersiapkan tirai untuk memeriksa.
Guru memang mengawasi dari dalam ruangan juga di luar ruangan, tetapi tidak ada guru yang mengawasi di dalam tirai. Sehingga guru tidak tahu secara pasti seperti apa dokter tersebut memeriksa siswa.
\"Kita tidak tahu secara pasti dia memeriksa seperti apa, tetapi dari keterangan siswa, khususnya siswa perempuan mereka disuruh membuka baju kemudian diperiksa. Setelah diperiksa banyak siswa menangis, khususnya siswa perempuan. Saat kami tanya mengapa mereka menangis, mereka mengatakan saat diperiksa disuruh membuka baju dan diraba-raba. Ada juga yang mengatakan jika tidak ikut pemeriksaan akan dilaporkan kepada wali kelas,\" pungkas Aryanto.
Terkait aksi demo yang dilakukan ratusan siswa, orang tua didampangi guru SMPN 3 dan SMKN 2 Putri Hijau mereka menuntut dokter Ba untuk pindah dari Desa Suka Makmur, Sabtu (5/9).
Dokter Ba sudah meminta maaf jika melakukan kesalahan kepada pelajar dan orang tua pelajar.(167)