Ketika terbang di udara, Captain Firman Hutapea menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekalipun dalam situasi genting, putra Batak ini tetap berusaha tenang dan menjelaskan pada seluruh penumpang bahwa penerbangan di bawah komandonya akan baik-baik saja.
Berhadapan dengan cuaca buruk atau turbulensi di pesawat, hal yang biasa buatnya. Sebab Firman pernah berhadapan dengan kondisi tersulit lainnya, seperti menghadapi penumpang yang melahirkan di pesawat.
Peristiwa itu pernah dia alami dua kali selama hampir 35 tahun terbang. Pertama terjadi pada tahun 1989. Saat itu, Firman membawa pesawat Casa dari Kendari ke Ujung Pandang.
\"Saat itu posisi pesawat hampir mendarat ke Ujung Pandang, akhirnya karena mendapat kabar ada penumpang yang hendak melahirkan, akhirnya saya pilih muter-muter di udara sampai beberapa kali,\" kata Firman.
Firman menjelaskan, saat itu proses persalinan berjalan lancar meski berada di pesawat kecil. Setelah proses persalinan selesai barulah pesawat mendarat.
\"Waktu itu bayinya laki-laki. Si penumpang saat itu niatnya memang ingin melahirkan di Makassar. Eh ternyata lahir di udara,\" jelasnya.
Peristiwa serupa rupanya kembali dialami Firman, Minggu (6/1) kemarin. Saat menerbangkan pesawat Merpati dari MZ 845 dari Timika menuju Makassar, seorang penumpang bernama Harmani (33) melahirkan di pesawat. Saat pesawat yang membawa 152 penumpang take off sekitar 15 menit, tiba-tiba Harmani yang tengah mengandung 7 bulan mengalami kontraksi hingga akhirnya semua crew siaga dan membantu persalinan.
\"Kemarin begitu saya mendapatkan kabar ada penumpang yang hendak melahirkan, saya langsung meminta semua yang ada di pesawat berdoa. Saat itu 4 pramugari dibantu teknisi dan suaminya membantu proses persalinan. Dan Kuasa Tuhan persalinan lancar dan bagus,\" jelasnya.
Dia menambahkan, saat itu tidak bisa memilih opsi kembali ke Timika. Sebab, jika ke Timika berarti dia harus membuang avtur sebanyak 6 ton.
\"Lebih baik dengan berserah pada Tuhan saya lanjutkan perjalanan. Dan saat pendaratan pun saya usahakan se soft mungkin karena saat itu di Makassar cuaca sedang hujan,\" kata ayah beranak 3 ini.
Selam proses persalinan itu berjalan, Firman tetap fokus di ruang cockpit. Hanya saja dia meminta co pilot Captain Yasin mengawasi proses persalinan.
\"Saya minta co pilot kontrol. Benar-benar saat itu semua tenang, penumpang tenang dan persalinan lancar. Setelah semua selesai baru saya gantian dengan co pilot dan mengucapkan selamat ke penumpang,\" bebernya sambil mengenang haru.
Mau tidak mau, sesuai profesinya, Firman selalu mengutamakan ketenangan saat membawa penumpang. Meskipun suara tangisan bayi sempat membuat hatinya bergetar.
\"Tapi sekali lagi, sebagai komandan, semua masalah jangan dihadapi dengan tegang,\" jelas pria yang sudah bekerja sama dengan Merpati selama 34 tahun.
Pasca kejadian itu, Firman dan seluruh kru mendapatkan apresiasi baik dari maskapai maupun Kementerian Perhubungan. \"Keluarga juga pasti senang,\" ucapnya seraya tertawa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Harmani melahirkan putrinya saat pesawat Merpati berada di ketinggian 32.000 kaki. Dia melahirkan tepat pukul 18.41 Wita.(**)