Nikmati Listrik Tanpa PLN

Senin 09-03-2015,15:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Desa Sungai Lisai yang terletah disebelah utara Kabupaten Lebong merupakan desa yang berada didalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Masyarakatnya hidup dalam keterisoliran akibat tidak adanya akses jalan, dan tidak mendapatkan pelayanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, warga Sungai Lisai Tak mau pasrah saja dengan keadaan yang ada. Kondisi itu tak membuat desa tersebut ketinggalan terutama dalam penerangan listrik. Warga di Desa Sungai Lisai berinisiatif membuat kincir sebagai pemutar dinamo sebagai tenaga listri untuk menerangi desa tersebut. Berikut laporannya. Dwi Nopiyanto, Kabupaten Lebong Keterisoliran Desa Sungai Lisai tak semata-mata membuat Desa ini terbelenggu oleh kegelapan. Hal ini dibuktikan dengan bertebarnya pembangkit listrik dengan tenaga kincir yang dibuat oleh warga desa tersebut. Di desa ini terdapat beberapa kincir yang bisa menerangi Desa dengan bantuan dinamo atau turbin berkapasitas 3.000 watt. Diakui pejabat sementara (PJS) Kades Sungai Lisai, Hajron Hadi, di desa mereka terdapat sebanyak 13 kincir air yang tersebar dibeberapa titik aliran air. Dirinya menjelaskan, sebuah kincir dapat memutar dinamo atau turbin 3000 watt, yang bisa menerangi 2 hingga 3 buah rumah tergantung dari pemakaian rumah itu sendiri. \"Kalau totalnya ada 13 buah, termasuk di Dusun III Air Putih. Kincir air dengan dinamo 3000 watt ini biasanya bisa menerangi 2 hingga 3 buah rumah,\" ujar Hajron. Namun, dengan mahalnya biaya pembuatan satu unit kincir air, lanjut Hajron tidak semua rumah memiliki aliran listrik. Pembuatan kincir itu sendiri dengan biaya pribadi warga tanpa bantuan dari pemerintah. \"Biaya pembuatan satu kincir ini bisa mencapai Rp 10 juta, karena yang mahal itu untuk pembelian Dinamo, Kabel atau kawat listrik. Jadi tidak semua warga mampu membuat kincir air,\" lanjutnya. Beruntung, saat Bengkulu Ekspress mengunjungi Desa Sungai Lisai dapat melihat langsung bagaimana listrik daridinamo itu menerangi rumah warga setempat. Kondisinya tak jauh berbeda dari listrik dari PLN, bahkan di rumah Kades ini bisa menghidupkan satu unit Televisi LCD, Speaker aktif beserta perangkat lainnya. \"Ya meski kami hidup dipelosok Lebong tapi kami tidak mau ketinggalan menganai informasi juga. Makanya kami punya Tv disini jadi bisa untuk nonton berita dan nonton film,\" tutup Hajron.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait