BENGKULU, BE - Bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu kian hangat. Meski sempat digadang-gadang akan menjadi pasangan dari Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Bengkulu, Dr Drs H Ridwan Mukti MH, mantan Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Drs H Asnawi A Lamat, memutuskan untuk maju sebagai Bacagub dalam bursa Pilgub Bengkulu yang akan dihelat tahun ini.
\"Untuk menjawab pertanyaan seluruh simpatisan, pendukung, relawan, dan penyokong kami, kami pastikan bahwa kami akan ikut dalam kontestasi Pilgub mendatang. Bukan sebagai calon wakil, namun sebagai calon gubernur,\" kata Asnawai saat diwawancarai di kediamannya, Selasa (13/1).
Ia menjelaskan, keputusan ini tak terlepas dari beberapa pertimbangan strategis. Pertama, adanya dinamika perubahan regulasi Pilgub dimana kekuatan politik yang ada hanya berhak mengusung seorang calon kandidat kepala daerah. Kedua, derasnya arus dukungan akar rumput dan tokoh masyarakat agar Asnawi bersedia untuk mengibarkan layarnya sendiri sebagai Bacagub.
\"Setelah berbagai aspek ini kita timbang-timbang, kami menyimpulkan untuk mendaftarkan diri ke beberapa partai. Yang pertama adalah Partai Gerindra pada hari Kamis (15/1), kemudian disusul dengan partai-partai lainnya. Semua yang masih membuka diri akan kami jajaki,\" ujar pria yang khas dengan rambut putihnya ini.
Meski akhirnya akan menjadi rivalitas dengan Ridwan Mukti, Asnawi memastikan komunikasinya dengan Bupati Musi Rawas tersebut masih tetap berjalan baik. Ia menampik adanya dugaan bahwa langkah yang ia lakukan ini hanya sekedar manuver politik semata.
\"Komunikasi diantara kami tetap terbangun. Tapi setelah kita kaji, Pilgub besok kecil kemungkinan menyertakan wakil. Kalau pun wakilnya akan ditunjuk, prosesnya cukup panjang. Maka dengan masih adanya partai yang membuka peluang kepada kami untuk ikut berkontestasi, kami menyatakan siap,\" ungkap mantan Penjabat Wali Kota Bengkulu, Bupati Bengkulu Selatan dan Bengkulu Tengah ini.
Visi yang ia usung, lanjut Asnawi, membangun Provinsi Bengkulu dengan birokrasi yang sejahtera dan melayani rakyat. Menurutnya, Provinsi Bengkulu memiliki banyak potensi yang menjanjikan keuntungan besar bila dikelola oleh birokrasi yang profesional dan transparan.
\"Kuncinya adalah SDM. Kalau birokrasi kita nyaman, bersih, dan mampu bekerja secara profesional, kemajuan dan kesejahteraan Bengkulu, khususnya selama 5 tahun mendatang pasti akan terwujud,\" sampainya.
Wakil Ketua I DPD Partai Gerindra Provinsi, Endang Filian AMd, tak menampik hal ini. Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya masih membuka peluang bagi putra-putri terbaik bangsa untuk menggunakan perahu Partai Gerindra sebagai Bacagub Bengkulu.
\"Sejauh ini baru dua kandidat yang mendaftar. Yang lain baru sebatas melakukan komunikasi politik. Kami masih menanti pendaftaran ini hingga tanggal 25 Januari 2015 mendatang sebelum melakukan uji kelayakan terhadap masing-masing kandidat,\" demikian Endang.
Cagub dari Selatan Pada Pilkada Gubernur tahun ini, pemilih masih cenderung menentukan pilihannya berdasarkan suku dan etnis. Dengan demikian, jika dilihat dari para bakal calon Gubernur yang sudah bermunculan saat ini, sebagian besarnya dari suku Rejang, sedangkan dari Suku Selatan atau Serawai hingga saat ini baru ada Sultan B Najamudin.
\"Jika melihat peta politik saat ini, suku Rejang terjadi perpecahan karena banyaknya figur dari Rejang. Dengan kondisi ini, maka figur atau calon dari Selatan sangat diuntungkan, terlebih selama ini suku Selatan dikenal cukup solid,\" kata Pengamat Politik Universitas Bengkulu, Drs Azhar Marwan MSi kepada BE, kemarin.
Sejauh ini bakal calon Gubernur yang berasal dari Suku Rejang adalah Junaidi Hamsyah, Imron Rosyadi, Suherman, Bando Amin C Kader dan Dwi Agustienti. Sedangkan balon lainnya seperti Ridwan Mukti dari suku Lembak dan Bupati Mukomuko dari suku Melayu.
Sementara suku Jawa, Batak dan Minang hingga saat ini belum ada yang muncul.
\"Namun sukuisme ini juga belum bisa dipastikan, jika dalam waktu dekat ini muncul figur yang lebih baik dan bisa menarik simpati suku Jawa, Minang dan Batak, maka figur baru itulah yang memiliki peluang terbesar. Karena di Provinsi Bengkulu ini, ketiga suku tersebut memiliki massa yang tidak sedikit,\" terangnya.
Disinggung mengenai peluang para bakal calon Gubernur yang sudah muncul ke permukaan saat ini, mantan Wakil Rektor IV Unib ini mengaku semuanya memiliki peluang yang sama, karena sebelumnya menjabat sebagai Gubernur, Wakil Gubernur dan para bupati. Disisi kelebihannya memiliki popularitas yang tinggi, namun masyarakat sudah mengetahui kepemimpinan dan hasil kerjanya selama ini.
\"Sebenar figur baru yang berkualitas juga memiliki peluang yang sangat besar, karena kemungkinan dengan figur yang bermunculan saat ini sudah banyak masyarakat yang kecewa,\" terangnya. Menurutnya, kekuatan suku tersebut bisa dikalahkan oleh kekuatan figur. Apalagi kekompakan suku besar mulai terpecah akibat banyaknya banyaknya calon. \"Suku yang besar bisa dikalahkan oleh suku kecil, tapi kompak. Bagaimana hubungan figur tersebut dengan semua suku selama ini akan menentukan elektabilitas kandidat dan irisan serta hubungan emosional yang dibangun akan ikut menjadi pertimbangan pemilih,\" jelasnya.
Ia juga mengaku akan ada kejutan menjelang dibukanya pendaftaran oleh KPU. Kejutan tersebut kemungkinan besar datang dari Golkar, PKS dan sejumlah partai yang belum menentukan arah dukungannya. \"Saya kira partai ini akan melanjutkan koalisinya hingga ke Bengkulu, dan siapa figur yang diusungnya masih tanda tanya besar,\" tandasnya.(400/009)