BENGKULU, BE - Pelaksana tugas (Plt) Sekda Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM meresmikan Koperasi Serikat Petani Indonesia (KSPI) Kepahiang yang terdapat di Jalan Lintas Kabawetan-Bengko, Desa Tugurejo Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, kemarin (14/12)
Peremian koperasi ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh plt Sekda didampingi Kadisperingdagkop Provinsi Bengkulu, Rudi Perdana SE yang diberikan kepada perwakilan organisasi Asia DHRRA asal Filipina, Lornah.
Asian Partnership for the Development of Human Resources in Rural Asia (AsiaDHRRA) merupakan organisasi yang mendapatkan kucuran dana dari Belanja untuk membantu petani yang ada di Dedsa Tugurejo dalam rangka meningkatkan hasil panennya. \"Dengan adanya koperasi ini, kita harap kesejahateraan petani kopi di daerah ini,\" kata Sumardi.
Sebelumnya, ia juga mengisi workshop yang bertemakan Meningkatkan Posisi Petani Kopi skala Kecil dalam Rantai Nilai Perdagangan melalui Koperasi Pemasaran Kopi untuk Meningkatkan Nilai Jual.
Workshop itu digelar oleh Serikat Petani Indonesia (SPI), AsiaDhrra dan Farmers Fighting Poverty, di Balai Desa Tugurejo Kecamatan Kabawetan, Kepahiang. Dalam kesempatan itu, Sumardi mengungkapkan bahwa selama ini kopi asli Bengkulu keluar lewat Lampung, sehingga mereknya bukan lagi merk Bengkulu, melainkan merek Lampung.
\"Pemerintah Provinsi Bengkulu ada anggarannya, target kita kebunnya tidak terlalu banyak, tapi hasil banyak dan berkualitas. Saya juga meminta kepada Asia DHRRA untuk membuktikan seperti apa cara menanam, mengelola hasil kopi tersebut. Kalau sudah ada di Jember, silahkan bawa beberapa petani ini ke Jember untuk belajar,\" kata plt Sekda yang juga menjabat sebagai Asisten I Pemerintah Provinsi Bengkulu ini.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada bibit kopi yang unggul, sehingga hasilnya biasa-biasa saja, apalagi kopi berbuah musiman, dan umurnya pun tidak terlalu lama. Karena itu dibutuhkan kopi yang umurnya panjang, buah banyak dan berkualitas. \"Kita berharap satu hektar kebun kopi bisa menghasilkan 6-8 ton. Karena kopi ini tidak mungkin diganti dengan karet. Karena itu kita minta AsiaDHRRA bersungguh-sungguh membina petani koopi ini,\" pintanya.
Sementara itu, perwakilan AsiaDHRRA, Lornah mengungkapkan bahwa pihaknya bersungguh-sungguh untuk membantu petani meningkatkan hasilnya panennya. Itu dibuktikan dengan kedatangannya dari Manila, Filipina transit di Jakarta dan langsung berangkat ke Bengkulu. \"Kami akan membantu bapak-bapak sekalian, karena AsiaDHRRA sudah ada sejak 40 tahu lalu dan bekerja membantu petani, dan kami ada di 10 negara di dunia,\" ungkapnya dengan bahasa Inggris.
Ia juga menjelaskan, AsiaDHRRA adalah bagian dari organisasi pertanian di dunia bekerjasama dengan Agrocord. \"Yang kami lakukan adalah memperkuat organiasi petani, memperkuat SDM petani, dan kami juga melakukan advokasi, penguatan ekonomi petani agar petani mampu melawan kemiskinan. Karena kami ingin petenilah yang membasmi kemiskinan,\" terangnya.
Dilanjutkannya, di Idndonesia, AsiaDHRRA bekerjasama dengan Serikat Petani Indonesia untuk menentukan petani mana yang akan di bantu, dan untuk tahun ini diputuskan untuk membantu petani kopi yang ada di Desa Tugurejo, Kepahiang.
\"Ini adalah tahun pertama dan saya senang, yang penting petani kita bisa membuktikan bahwa program ini akan sukses. Sebenarnya program ini untuk jangka panjang sampai 2018, tapi kalau dalam 1 tahun ini tidak berhasil, maka tidak kita dilanjutkan,\" jelasnya.(400)