’’Beberapa petugas kepolisian diserang (oleh demonstran) dan ada salah satunya yang terkena lemparan karung pasir besar. Petugas tersebut kini dirawat di rumah sakit karena tulang bahunya mengalami dislokasi,’’ ujar juru bicara kepolisian Berkeley Jennifer Coats.
Beberapa jam sebelumnya, jenazah Akai Gurley, 28, dimakamkan di Gereja Baptis Brown Memorial, New York. Dia menjadi korban terbaru dari keganasan prasangka polisi kulit putih terhadap warga kulit hitam yang berbuntut kematian. Pada 20 November lalu, dia ditembak mati saat berdiri di anak tangga sebuah apartemen di Brooklyn. Kondisinya saat itu remang-remang dan dia sedang berdiri bersama dengan pacarnya.
Entah apa yang dipikirkan petugas kepolisian yang melintas, Gurley yang tidak melakukan apa pun langsung ditembak mati. Sebelum tewas, ayah balita yang berusia 2 tahun tersebut rencananya ingin terbang ke Florida dan memberikan kejutan bagi ibu dan anaknya dengan memperkenalkan kekasihnya. Sayangnya, keinginan itu tak pernah terwujud.
’’Akai (Gurley, Red) tidak bersalah. Ini adalah penghakiman tanpa peradilan dan Akai Gurley adalah korbannya,’’ ujar aktivis HAM Kevin Powell. Putusangrand jury atas kasus itu belum keluar dan polisi pelaku penembakan tersebut belum diungkap. (AFP/Reuters/BBC/sha/c22/fat)