BENGKULU, BE - Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Drs H Tony Elfian MSi, mengatakan, ada kekhawatiran kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga gas elpiji 12 kg dapat berdampak pada kelangkaan penjualan gas elpiji 12 kg. Untuk mengantisipasi hal ini, pihak Disprindag Kota Bengkulu melakukan pengawasan secara intens terhadap perdagangan gas elpiji, baik ukuran 12 kilogram maupun ukuran 3 kilogram yang bersubsidi.
\"Kita memastikan bahwa stok masih tersedia. Karena memang sejak awal ada kekhawatiran kebijakan ini berimplikasi pada kelangkaan,\" kata Tony usai penijauan agen elpiji PT Pagun Putra di Jalan S Parman No 9 Padang Jati, kemarin.
Tony menjelaskan, berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan, stok elpiji dalam keadaan aman. Meski demikian, pihaknya menemukan adanya pembatalan order penjualan berkisar 30 persen paska kenaikkan ini.
\"Dalam tinjauan kita tadi, kenaikkan ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Biasanya penjualan gas elpiji 12 kg sehari terjual sebanyak 600 tabung, tapi paska kenaikkan berkurang menjadi 400 tabung per hari. Jadi ada pengurangan sekitar 30 persen,\" ungkapnya.
Berdasarkan pengamatan lainnya, Tony melanjutkan, berkurangnya jumlah konsumsi gas elpiji 12 kg tersebut karena terjadi peralihan pada tingkat konsumen ke gas elpiji 3 kg. Ia pun mengimbau kepada warga masyarakat yang melakukan proses produksi dengan menggunakan tabung gas elpiji 12 kg dapat beralih kepada tabung gas elpiji 50 kg.
Sementara owner agen gas LPG PT Pagun Putra, Syaiful, mengatakan, kebijakan pemerintah yang menaikkan harga jual gas elpiji 12 kg berdampak terhadap perniagaannya. Ia mengaku banyak terjadi pembatalan pemesanan karena perubahan tarif tersebut.
\"Kami memasok ke seluruh Provinsi Bengkulu dan memang penjualan saat ini berkurang secara signifikan,\" tuturnya.
Syaiful menjelaskan, tarif gas elpiji 12 yang berlaku semula Rp 96.300. Namun setelah kenaikkan ini, tarif yang berlaku sebesar Rp 117.700. Ke depan, perusahaannya telah memutuskan untuk mengurangi jumlah kuota untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Terpisah, kenaikkan gas elpiji 12 kg ini menuai kritikan dari warga masyarakat. Salahsatunya Yanti, salahsatu penjual makanan dan minuman di Kantor Walikota Bengkulu. Menurutnya, kenaikkan gas elpiji 12 kg ini semakin memberatkan beban kehidupan mereka.
\"Sekarang ini semua sudah pada naik. Barusan listrik, sekarang gas. Kami harus menanggung beban baru lagi karena harga barang-barang pasti naik. Belum lagi katanya BBM juga akan naik. Pemerintah harusnya peduli pada kami, jangan semua naik,\" keluh Yanti. (009)