Wagub Sidak Pasar
BENGKULU, BE - Lingkungan Jalan Kedondong dan Jalan Belimbing di kawasan Pasar Panorama kembali penuh dengan pedagang kaki lima (PKL). Hal ini mulai tampak sejak terjadinya aksi besar para pedagang ke Kantor Walikota Senin, tanggal 10 Maret 2014 yang lalu. \"Kalau kami memang selalu ramai kalau jualan di luar pasar. Kalau nggak dari sini, darimana lagi kami makan dek,\" kata Rosnaini (48), salah satu PKL yang berjualan di Jalan Kedondong kepada Bengkulu Ekspress, kemarin.
Senada diungkapkan Sulaiman (36). Penjual bawang di Jalan Belimbing ini mengatakan, ia merasa cukup tenang untuk mencari nafkah saat ini sejak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu tak pernah lagi melakukan penertiban selama 2 pekan terakhir. Sehari, Sulaiman bisa mendapatkan rezeki hingga Rp 100 ribu lebih. \"Kalau hari Minggu (23/3) memang lebih ramai dari hari biasanya,\" sampainya.
Kepala Bidang Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, B Arasman SH, mengatakan, Pemerintah Kota memang sudah berkomitmen untuk tidak melakukan penertiban di pasar sementara waktu. Penertiban ini akan ditunda hingga Peraturan Daerah (Perda) Nomor 07 Tahun 2013 tentang Retribusi Pelayanan Pasar usai dibahas. \"Kita Pemerintah Kota memang bersepakat untuk menunda dulu sampai Perda itu selesai,\" ungkapnya.
Sementara Kepala Bidang Ketetiban Umum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu, Suardi SH MH, membenarkan pernyataan Arasman. Menurut dia, Korps Penegak Perda lebih banyak melakukan pemantauan terhadap aktifitas kemaksiatan dan izin usaha panti pijat ketimbang melakukan pemantauan terhadap pasar. \"Saat ini memang situasi pasar sedang panas. Nanti kalau seandainya Perdanya selesai dibahas, maka kita baru giat penertiban lagi,\" paparnya.
Wagub Sidak
Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan B Najamudin, kemarin melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke kawasan Pasar Pecontohan Nasional Panorama, pagi kemarin. Dalam kunjungannya itu, Wagub yang didampingi kakaknya, Dinmar SIKom ini mendapati bahwa hampir semua pedagang yang ada di dalam pasar telah pindah ke Jalan Belimbing dan Kedondong di kawasan pasar tersebut. Akibatnya, kemacaten pun tak dapat dihindari karena pedagang tumpah ruah di pinggir hingga ke atas badan jalan tersebut.
Salah seorang pedagang, Nelly (45) mengeluhkan kondisi pasar tersebut kepada Wagub. Ia mengaku merugi akibat hampir semua pedagang pindah ke luar pasar itu. \"Setiap hari dagangan kami yang masih bertahan di dalam ini sepi pembeli. Karena pembeli lebih memilih berbelanja di pinggir jalan ketimbang masuk ke dalam pasar,\" ungkapnya.
Menurutnya, masalah itu sudah sering disampaikan kepada Pemerintah Kota Bengkulu, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil. \"Memang Satpol PP sering razia, tapi tidak mampu menghentikan pedagang untuk ke luar dari pasar, kami yang tinggal inilah yang menjadi korbannya,\" ujar Nelly.
Bahkan Nelly mengancam akan Goput pada Pemilu 9 April mendatang, jika masalah itu tidak segera diatasi oleh pemerintah. \"Memilih itu tujuannya untuk mendapatkan anggota dewan yang bisa menolong kami. Kalau mereka tidak bisa menolong, untuk apa dipilih,\" tegasnya.
Menurut Nelly, sebagian besar pedagang yang berjualan di pinggir jalan itu telah memiliki tempat atau lapak di dalam pasar. Bahkan pedagang yang ke luar tersebut sanggup menyewa lahan parkir untuk tempat menjajakan dagangannya.
\"Tolong pak wakil gubernur mengatasi masalah ini, kami aset negara miliaran rupiha ini akan mubazir jika semua pedagang akan ke luar dari tempat ini,\" pintanya.
Menanggapi hal itu, Wagub mengaku kebijakannya ada pada Walikota Bengkulu. Untuk itu, ia pun berkoordinasi dengan walikota agar pasar tersebut ditata dan tidak menimbulkan masalah besar.(400)