BENGKULU, BE – Ho (50), seorang ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di Jalan Setia 4 RT 11 Kelurahan Kandang Mas Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, kemarin (16/2) mendatangi Polres Bengkulu untuk melaporkan tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh suaminya, Sa (58), terhadap dirinya.
Kepada polisi korban menceritakan kronologis peristiwa tersebut. Berawal dari pelaku kenal dengan seorang wanita yang berstatus janda anak 2 dan tinggal di warung yang teletak di kawasan gunung Taba Penanjung, jalan lintas Bengkulu- Kepahyang. Pelaku yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang ikan ini, kenal dengan selingkuhan suaminya itu sejak Desember 2013 lalu. Saat itu pelaku masih menggunakan sepeda motor saat jualan. \"Memang pelaku sering mampir di warung milik wanita itu jika sedang jualan ke luar Bengkulu,\" kata korban.
Semenjak pelaku kenal dengan selingkuhan tersebut, lalu sikap pelaku mulai berubah jika sedang berada di rumahnya, terutama dengan korban. Korban mengatakan kalau sikapnya itu tempramental yang mudah marah.
Sabtu malam sekitar pukul `23.00 wib suaminya itu mengatakan kepada korban untuk meminta izin menikah lagi (dengan selingkuhannya), namun permintaan pelaku tidak dipenuhi oleh korban dengan mengatakan, “Kalau ndak nikah lagi silakan, tapi aku dak ndak dimadu. Ceraikan bae aku.\" Mendengar jawaban itu pelaku yang tidak ingin menceraikan korban terus mendesak korban hingga pelaku marah dan memukul korban di bagian kepala dengan menggunakan handphone hingga pelipis kiri korban luka robek, dan kemudian pelaku mengambil sapu dan kembali memukul korban di bagian lainnya sampai sapu yang digunakan pelaku patah di tubuh korban dan korban mengalami bengkak di bagian kepala kanannya dan dagu serta mendapat 6 jahitan di pelipis mata sebelah kiri korban.
Setelah itu korban juga diancam oleh pelaku dengan ancaman akan membunuh korban jika korban melaporkan tindakan tersebut. \"Dio ngancam aku, katonyo kalu kau melapor, mati kau dimano kau belari aku cari,\" ujar korban menitukan ancaman suaminya. \"Kalu aku mati di tangan kau berarti ajal aku batas situ lah, Tuhan memang izinkan aku mati,\" ungkap korban depan polisi.
Sedangkan saat ditanya wartawan, korban mengaku kekerasan yang dilakukan oleh pelaku telah sering dilakukan bukan hanya sekali ini. \"Memang belum ingin melapor karena masih menjadi pertimbangan, tapi semakin hari perlakukan pelaku semakin jadi. Malam tadi sudah kelewatan sampai darah yang keluar dari pelipis kiri aku berserakan,\" aku korban.(cw4)