Petani Kembangkan Bokashi

Senin 03-02-2014,11:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

SELUPU REJANG BE - Kelompok tani Sadar Wisata Kecamatan Selupu Rejang, kini  tidak lagi bergantung kepada pupuk kimia atau pupuk bersubsidi yang kerap mengalami kelangkaan. Kelompok tani di bawah binaan Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pertanian  dan BP4K tersebut telah mengembangkan pupuk bokashi sebagai pengganti pupuk  kimia. Ketua Kelompok Tani Sadar Wisata Budi Prayitno ditemui Bengkulu Ekspress,  Minggu (02/02) mengungkapkan, pupuk organik bokashi  sengaja diproduksi dengan memanfaatkan bahan berupa limbah kotoran hewan  seperti kotoran ayam, sapi, kambing dan kerbau sebagai  unsur fosfor (P) yang baik untuk tanaman. Sedangkan untuk mendapatkan unsur kimia nitrogen (N) dan kalium (K) masing-masing  diperoleh dari tanaman azola yang mengapung perairan Danau Mas Harun Batari,  serta limbah pengolahan sawit. \"Alhamdulillah setelah  22 kali percobaan menggunakan pupuk organik bokashi ini, hasilnya efektif  untuk meningkatkan produktifitas tanaman khususnya holtikultura,\" terangnya. Meski diolah secara manual, pupuk bokashi yang dikembangkan Kelompok Tani  Sadar Wisata ternyata cukup efektif mengatasi  ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, bahkan tanaman lebih tahan  terhadap perubahan cuaca dan terbebas dari hama akar gada. \"Menggunakan pupuk ini hasil panen lebih cepat, selain itu tidak membutuhkan  biaya yang banyak untuk membeli pupuk kimia yang  mahal, serta membeli obat-obatan untuk melawan penyakit tanaman,\" katanya. Slamet (65) warga Desa Mojorejo Kecamatan Selupu Rejang mengakui tingkat  efektifitas produksi tanaman menggunakan pupuk organik  bokashi. \"Saya nanam kol bulat, awalnya saya tidak yakin menggunakan pupuk bokashi yang dibuat kelompok tani tersebut, namun setelah saya coba pada tanaman saya cukup terlihat bedanya,\" terangnya. Terkait keberhasilan pupuk organik ciptaan warga RL tersebut, Budi berharap  pemerintah bisa membantu peralatan sehingga pupuk yang  dibuat secara manual bisa diproduksi lebih banyak menggunakan mesin untuk mencukupi kebutuhan petani. \"Kalau saya berani untuk memberikan garansi kepada petani yang masih ragu dengan pupuk ini, karena  saya sendiri tidak pernah gagal bertani dengan  menggunakan pupuk buatan masyarakat ini. Jadi sudah waktunya kita untuk melepaskan diri dari ketergantungan pupuk kimia,\"  tegasnya. (999)

Tags :
Kategori :

Terkait