Pasca Penjarahan di Kebun Jeruk
Dibalik musibah yang dialami pengusaha jeruk gerga atas penjarahan yang dilakukan warga Sabtu (28/12) lalu, pedagang jeruk gerga mulai bermunculan di Kabupaten Lebong.
Berikut laporannya :
Dwi Nopiyanto, Lebong
Jeruk gerga yang selama ini menjadi varietas kebanggaan Kabupaten Lebong, bahkan telah dihadiahkan kepada Presiden SBY ini ternyata tidak bisa dicicipi oleh semua kalangan masyarakat.
Harga jual yang terlampau tinggi membuat warga miskin hanya gigit jari mendengarkan cerita kenikmatan rasa jeruk gerga Lebong ini.
Namun hal itu tidak berlaku pasca kejadian rusuh warga Rimbo Pengadang akibat tewasnya Doni (25) warga Kelurahan Rimbo Pengadang, yang diterjang timah panas oknum Brimob Kompi Curup yakni Briptu AF.
Warga yang emosi melakukan penjarahan terhadap jeruk gerga di kebun milik Selvi tersebut. Mereka tak hanya datang dari Rimbo Pengadang, melainkan banyak warga dari luar kecamatan tersebut.
Menariknya, sewaktu penjarahan kebun jeruk tersebut, di pinggir jalan lintas Lebong-Curup ini telah berjejer beberapa kendaraan yang siap untuk mengangkut hasil jarahan. Para penjarah sepertinya tidak segan terhadap aparat yang berjaga-jaga di wilayah kebun.
Pasca pejarahan, pemandangan yang tak biasa pun hadir di Kabupaten Lebong pada Minggu (29/12) kemarin, hampir di sepanjang jalan dari pasar Muara Aman hingga Pasar Terminal, para pedagang buah jeruk gerga dadakan pun bermunculan. Dengan bermodalkan bambu yang ditutup terpal, para pedagang dadakan ini menjajakan jeruk gerga.
Pasalnya, usai aksi penjarahan jeruk gerga tersebut, harga jeruk gerga tersebut mulai anjlok, bahkan beberapa warga bisa membeli jeruk gerga tersebut dengan harga Rp 100 ribu per karung.
Seperti yang diungkapkan Evit (27), salah satu PNS Kabupaten Lebong asal Curup. Dia yang bermaksud hendak pulang ke Curup, saat melintas di jalan dekat perkebunan jeruk tersebut membeli jeruk gerga dengan harga Rp 100 ribu per karungnya. Hal ini tentunya harga yang tak lazim untuk harga jeruk gerga tersebut yang biasanya dijual dengan harga Rp 25 hingga 30 ribu per Kg. \"Saya tadi pas mau pulang ke Curup melihat orang ramai membawa jeruk dengan karung. Saat itu saya iseng nanya itu dijual apa tidak dan ternyata jeruk itu dijual dengan harga Rp 100 ribu per karung. Langsung saya beli saja jeruk itu satu karung, mumpung lagi murah,\" jelas Evit kepada BE saat bertemu di rumah makan Air Dingin.
Selain itu, salah satu pedagang jeruk dadakan yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan mengatakan, pada malam penjarahan itu banyak yang menawarkan hendak menjual jeruk. Akhirnya dia membeli jeruk itu kemudian dijualnya kembali. Waktu dia beli harganya Rp 200 ribu perkarung. \"Dalam satu karung ini tidak kurang dari 30 kg, kemarin ada sekitar 5 karung saya beli,\" ucapnya.
Dengan harga Rp 200 ribu perkarung dirinya bisa menjual jeruk dengan haga Rp 15 hingga Rp 20 ribu/Kg. Tentunya dengan harga tersebut, dia mendapatkan untung yang terbilang cukup besar. \"Lumayan laris, soalnya harganya murah. Yang kecil saya jual Rp 15 ribu/Kg, sedangkan yang besar-besarnya saya jual Rp 20 ribu/Kg,\" katanya.(**)