TASIK – Kasus dugaan pemerkosaan ratusan ayam oleh AS (17) di Cikalong, mendapatkan perhatian dari publik. Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tasikmalaya KH Noer Tisnawan meminta masyarakat tidak mengucilkan remaja tersebut saat bebas nanti.
“Sebaiknya jangan mengucilkannya karena bisa-bisa kalau dikucilkan anak ini bisa lebih liar dari sebelumnya,” ujarnya saat dihubungi Radar Tasikmalaya (Grup JPNN) tadi malam.
Seharusnya, kata dia, masyarakat bisa memberikan pengertian tentang etika, moral dan norma-norma dalam kehidupan kepada remaja yang ditahan di Lapas Tasik itu.
KH Tisnawan pun mengatakan kasus pemerkosaan ayam harus menjadi perhatian semua pihak.
“Dari mulai keluarga, masyarakat, guru ngaji, harus ikut serta memperbaiki sifat anak tersebut,” pintanya. Terutama memperbaiki aspek keagamaan remaja yang ditahan gara-gara terjerat kasus pemerkosaan dan upaaya pembunuhan murid SD, Den (6) di Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya tahun ini.
Kasus pemerkosaan ayam, kata KH Tisnawan, karena ada kelainan dari AS yang diakibatkan kurangnya perhatian dari keluarga. “Ini menurut saya kelainan. Seharusnya keluarga harus bisa mendeteksi lebih dini apabila ada kelainan-kelainan yang muncul dari anak-anaknya,” ujarnya.
Setelah mengetahui AS ada kelainan seks dan keluarga tidak bisa mengubah perilaku tersebut sebaiknya dikonultasikan dengan pihak yang lain yang lebih mengtetahui.
“Untung saja kasus ini bisa diketahui, karena bisa saja anak tersebut melakukan hal yang lebih dari pada itu. Kan awalnya dari ayam setelah agak dewasa beralih ke anak bisa saja nantinya ke orang dewasa,” cemasnya.
Diberitakan Radar sebelumnya (21/12), AS (17) menghuni kamar tahanan khusus anak Lapas Tasikmalaya. Pemuda yang tersangkut hukum akibat dugaan pemerkosaan dan upaya pembunuhan murid SD, Den (6) di Cikalong, Tasik ini mendiami kamar bersama 13 tahanan anak lainnya.
\"Dia kami tempatkan di kamar tahanan khusus anak, karena kan dia baru berusia 17 tahun,\" ujar Asep Junaedi, kepala Pengamanan Lapas Kelas II Tasikmalaya saat ditemui di kantornya Jumat (20/11).
Menurutnya, sekitar dua bulan, AS mendiami lapas di Jalan Otista Kota Tasikmalaya ini. Selama di lapas, remaja asal Cikalong itu, kata Asep, berperilaku normal. “Tidak ada gangguan apa pun. Seperti tahanan lain aja, tapi dia pendiam orangnya,\" jelasnya.
Meski demikian, kepada Asep, AS memang mengaku malu, karena pemerkosaan ayam diketahui publik. \"Mungkin karena kasusnya tidak lazim diolok-olok sama teman-temen lapasnya,\" ujarnya.
Tak hanya itu, AS pun curhat kepada AS. Dia bingung mau pulang kemana saat bebas nanti. \"Katanya dia bingung kalau sudah bebas mau pulang kemana,\" ujarnya. (mg7)