Pemprov Nyatakan Tabot Budaya Lokal

Sabtu 23-11-2013,12:23 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu memandang Tabot sebagai warisan budaya. Tabot sebagai kearifan lokal yang harus dipertahankan, sehingga Tabot tetap akan dilakukan setiap tahunnya. \"Tabot adalah tradisi lokal yang harus dilestarikan,\" ujar Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Provinsi, Drs Eko Agusrianto, kepada wartawan, saat konferensi pers, kemarin. Sebab itu, tradisi yang berkembang menjadi aset wisata ini tidak perlu dipolemikkan. Terlebih sudah ditegaskan, jika Tabot adalah budaya atau tradisi. Bukan menyangkut aqidah atau kegiatan agama. \"Tradisi itu, sesuatu hal yang harus dipertahankan. Harus dipisahkan mana persoalan budaya dan persoalan agama,\" ujarnya. Dia mengatakan, jika ada yang mengatakan tabot sirik, atau sesat, hal tersebut baru sebatas pendapat pribadi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga tidak perlu mengeluarkan fatwa. \"Karena sebenarnya Tabot, selama ini tidak ada persoalan, atau mengganggu kegiatan keagamaan. Karena Tabot murni budaya, sehingga tidak ada yang perlu disoal,\" ujarnya. Sebab itu, dia meminta semua pihak, masyaralat Bengkulu untuk saling menahan diri. Masyarakat tidak perlu saling emosi, yang dapat menyebabkan ketidak kondusifan. \"Jangan sampai daerah yang kita yang aman ini, menjadi tidak kondusif. Hal-hal yang menyebabkan perpecahan itu agar dihindari, \" katanya. Dia mengatakan, dalam waktu dekat akan dilakukan mediasi, terkait masalah tabot dengan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kerukunan Keluarga Tabot  (KKT) dan Pengawas Aliran Kepercayaaan Masyarakar (Pakem).  \"Kita akan melakukan pendekatan-pendekatan secara persuasif.  KKT juga sudah menyadari bahwa kegaiatan Tabot adalah tradisi, bukan agama.  Sehingga, MUI juga tidak perlu mengeluarkan fatwa.  MUI nanti akan melihat secara utuh, bahwa kegiatan Tabot adalah budaya, \" katanya. Selain itu, diungkapkan Eko, bahwa even Tabot yang dilaksanakan setiap 1-10 Muharam ini  sudah masuk dalam kalender wisata. Sehingga tetap akan dilaksanakan, karena telah menjadi aset wisata.  Selain itu, pemerintah Provinsi Bengkulu akan menganggarkan festival tabot, sehingga even ini menjadi meriah. \"Tradisi itu sudah dilakukan sejak lama, kenapa juga harus kita persoalkan,\" katanya. Staf Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Kemasyarakatan, Drs Kurniadi Sahab MSi mengatakan pemerintah provinsi akan melakukan mediasi terkait polemik tabot dalam waktu dekat ini, dengan melibatkan KKT, MUI, dan Pakem. Pemerintah meminta agar semua pihak untuk menahan diri, tidak terpancing dengan provokasi. \"Gubernur  meminta masyarakat untuk menahan diri. Dan tetap menjaga stabilitas keamanan. Agar pembangunan bisa berjalan dengan baik,\" jelasnya. (100)

Tags :
Kategori :

Terkait