BENGKULU, BE - Ada yang menarik dari Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd. Ketika ia diminta membawakan lagu di selah-selah acara diskusi bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Gedung Daerah, kemarin, gubernur menyanyikan lagu pop bernada sedih yang berjudul \"Teraniaya\". Lagu tersebut seolah menggambarkan persoalan yang menghimpitnya.
Kaitan antara lagu \'Teraniaya\' dengan persoalan gubernur, setidaknya dapat ditarik dari adanya aksi demonstrasi akhir-akhir ini yang meminta agar dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi di RSMY. Selain itu, persoalan teror terhadap gubernur ditandai dengan coretan di beberapa ruas jalan di depan kantor gubernur yang bertuliskan tuduhan korupsi terhadapnya.
Selain itu, juga akhir-akhir ini beredarnya isu lain yakni retaknya hubungan dirinya dengan Wakil Gubernur Sultan B Najamudian. Saat wawancarai usai acara, gubernur membantah lagu tersebut mengambarkan perasaannya saat ini. Ia mengaku, lagu itu pilihnya hanya karena suka saja. \"Soal lagu itu senang-senang kita, tidak mengandung arti yang terlalu dalam,\" elaknya.
Di singgung soal teror berupa coretan yang menyudutkan dirinya, gubernur pun enggan mengomentarinya. \"Mau coret-coret di jalan seperti apa, lantak lah,\" ujarnya setengah bercanda.
Dibagian lain, Wakil Gubernur Bengkulu SUltan B Najamudin mengaku tidak mengetahui terkait aksi teror tersebut. Ia mengaku baru mengetahui adanya teror itu setelah membaca koran kemarin pagi. \"Teror itu tidak ada hubunganya dengan saya. Saya malah tahunya pagi tadi (kemarin,red) setelah baca koran,\" kata Sultan.
Sultan pun membantah beredarnya isu, bahwa aksi teror dan demo menyudutkan Gubernur Junadi Hamsyah tersebut merupakan bagian dari kepentingan politik yang dibangunnya. Mengingat belakangan ini beredar kabar yang menyebutkan antara Junaidi dan Sultan sudah tidak akur lagi.
\"Saya bukan tipelogi orang yang suka yang bermain seperti itu. kalau saya berbeda pendapat, akan saya sampaikan secara langsung, termasuk kepada gubernur. saya tidak mungkin bermain dengan cara yang tida fair,\" sanggahnya.
Selain itu, Sultan juga menilai bahwa ia dan Junaidi merupakan satu paket seperti Agusrin - Junaidi. Terlebih Agusrin sendiri merupakan kakak kandungnya.
\"Agusrin - Junaidi kemudian Junaidi-Sultan, itu kan paket yang sama, paket yang diharapkan semua kalangan bisa membangn Provinsi Bengkulu menjadi yang lebih baik,\" ujarnya.
Sultan juga mengaku ia tidak mau dikait-kaitkan dengan isu yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini. Karena ia tidak terbiasa bermain menikung di tengah jalan.
\"Saya tidak mau jika dikatakan isu akhir-ahkir ini merupakan bagian dari agenda politik. Justru saya mengimbau kalau bisa kita akur-akur saja. Isu-isu yang ada bukan deri saya, saya khawatir malah ada pihak lain yang masuk ke situasi keruh ini,\" sampainya.
Selain itu, Sultan juga membantah dikatakan diri telah over lepping atau melampui wewenangannya sebagai wagub. Menurutnya, justru saat ini peran dan tugasnya sebagai wagub belum berfungsi sebagaimana mestinya. \"Jika dikatakan saya sudah melampaui kewenangan, saya tidak mengerti, karena justru peran saya belum berfungsi maksimal,\" tandasnya.(400)