BAGI Koordinator Komisi I DPRD Kota Bengkulu, Irman Sawiran SE, berpolitik adalah seni mensejahterakan rakyat. Menurutnya, politik lebih dari sekadar mengumbar slogan dan kosakata yang penuh retorika semata.
“Banyak orang yang beranggapan bahwa politik itu kotor. Maka dalam kesempatan ini saya ingin mengatakan, politik itu tidak kotor. Yang kotor adalah orangnya. Politiknya sendiri tidak. Politik itu adalah seni. Dia adalah seni untuk mensejahterakan rakyat,” kata Irman di kediamannya, kemarin.
Bagi pria kelahiran Empat Lawang, Sumatera Selatan pada 10 Oktober 1970 ini, ketika orang telah menuai sukses dalam berpolitik, tidak serta merta harus diidentikkan dengan kemewahan. Irman sendiri dalam bekerja, tak pernah sungkan untuk menggunakan sepeda motor ke kantornya, DPRD Kota Bengkulu. “Kalau pun ada tampak kelebihan yang saya miliki, itu semua adalah hasil perdagangan yang saya kelola sendiri sebelum menjadi anggota dewan. Bagi saya, menjadi wakil rakyat itu bukanlah kesempatan untuk memperkaya diri. Melainkan untuk mengabdi,” tambahnya.
Dalam pandangan politisi PKS ini, rakyat harus selektif dalam memilih pemimpinnya. Menurut Irman, perubahan tatanan masyarakat itu bukan hanya berlaku dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), namun juga dalam Pemilu Legislatif (Pileg).
“Pelajari rekam jejak seluruh calon dalam Pileg tersebut. Apabila ada wakil rakyat yang tidak aspiratif, hukum mereka. Jangan pilih mereka kembali dalam kesempatan berikutnya. Jangan memilih karena tergantung pada uang. Karena uang tidak menjamin bahwa calon legislatif yang terpilih adalah orang yang berkualitas,” tandasnya. (009)