BENGKULU, BE - Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd menegaskan komitmennya untuk menjaga Pulau Tikus. Pihaknya telah mengambil langkah penyelamatan dengan menghentikan transhipment kapal batu bara di Pulau Tikus itu. \"Kami tidak akan tinggal diam dan kami berusaha agar bisa menumbuhkan karang yang terlanjur rusak, tinggal mengunakan tehnik bola beton atau menyusun balok. Kita akan tukar mrnukar informasi dan litbang akan mengusulkannya pada Hari Pers Nasional (HPN) untuk rehabilitasi Pulalu Tikus,\" ujarnya, saat menerima perwakilan 2 orang aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bengkulu yakni Veri Vandalis dan Deny, di ruang kerjanya, kemarin. Ikut dalam pertemuan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ir Edi Waluyo, Kepala BLH Iskandar ZO dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Ir. Renaldi serta perwakilan dari Balitbang Provinsi. Gubernur menerima aktivitas Walhi ini setelah sebelumnya sudah ada penyampaian surat audiensi menindakalnjuti kondisi Pulau Tikus yang semakin memperihatinkan. Dikatakan Veri Vandalis Ketua Bidang Penguatan Organiasi dan Jaringan Walhi, dengan melihat luas wilayah pulau Tikus saat ini kurang lebih 8.180 meter persegi, kurang dari 1 hektar. Tahun 2012 kurang lebih 2 hektar dengan catatan Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan laut distrik navigasi kelas 1 Tanjung Priok. Setiap bulan tingkat abrasi Pulau Tikus mencapai 1 meter. Dalam kurun waktu beberapa tahun lagi Pulau Tikus akan tengelam hilang dibawa abrasi. \"Bayangkan kalau setiap bulan 1 meter, kalikan setahun sudah berapa meter terjadinya abrasi pulau tikus tersebut, dengan tingkat abrasi yang begitu tinggi merobohkan rumah penjaga mercusuar dan menumbangkan puluhan pohon kelapa, cemara dan ketaping di wilayah timur pulau Tikus,\" ujarnya. Dijelaskannya dari pemantauan di Pulau Tikus bersama sejumlah wartawan belum lama ini, Wilayah timur pulau sangat parah. Dan juga sekeliling Pulau Tikus terumbu karang sudah mati ekosistemnya. \"Hasil waawancara mendalam dengan komunitas Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC) menyebutkan sekitar 30 persen terumbu karang di pulau Tikus rusak,\" katanya. Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Ir Renaldi mengatakan data dari DKP komponen ikan karang masih banyak, tapi dari para nelayan banyak yang mengeluhkan minimnya ikan. Dari jarak 70-80 km lemparan jangkar, ternyata kapal tidak mendarat di atas karang, dan kesimpulannya Pulau Tikus kehidupan biota bawa laut masih normal. Namun perlu diwaspadai karena banyak logam yang tertinggal akibat jangkar. \"Data dari DKP hasil penelusuran kami menyelam di dasar laut, bahwa ekosistem bawah laut masih normal dan masih banyak jenis ikan karang, kalau bongkar muat kapal itu diujungnya tidak menggangu pulau tikus. Rusaknya kondisi Pulau Tikus akibat gelombang, dulu ada makam tua tapi sekarang sudah hilang sekitar tahun 1986 itu akibat abrasi,\" ujar Renaldi. (100)
Gub-Walhi Bahas Nasib Pulau Tikus
Selasa 16-07-2013,14:00 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :