\"Terkadang warga harus menemukan ternak mereka sudah habis dibunuh babi, bahkan babi menyerang hingga ke kandang ternak,\" terang Ketua Umum Persatuan Pemburu Hama Babi (PPHB) Kabupaten RL Hayadi, S.Ag kepada wartawan, kemarin.
Terkait penanggulangan hama babi tersebut, warga hanya bisa pasrah karena tidak bisa menghilangkan hama babi yang terus membuat warga resah, \"Hama babi ini tidak akan hilang, kecuali dengan cara diburu,\" kata Hayadi.
Dijelaskan Hayadi, beberapa hari yang lalu pihaknya telah melakukan perburuan sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat yang resah terhadap hama babi tersebut. \"Dalam perburuan yang kami lakukan, setidaknya ada puluhan babi yang berhasil di tangkap. Dengan total gading babi mencapai sekitar 1 ton,\" katanya.
Kedepan, sambung Hayadi, pihaknya akan terus melakukan perburuan terhadap hama babi ke sejumlah daerah yang kerap membuat warga resah. \"Dibeberapa wilayah trans migrasi, hama babi menjadi salah satu penghalang warga untuk bercocok tanam, karena tanaman yang di tanam oleh warga kerap dirusak,\" terang Hayadi.
Hal itu juga dibenarkan warga Trans Jambu Keling Edi (30) kepada Bengkulu Ekspress, yang mengaku beberapa kali harus gagal saat mengembangkan tanaman karet. \"Baru saja tumbuh, tanaman karet kami sudah dirusak oleh hama babi. Padahal baru beberapa bulan di tanam,\" sesal Edi kepada wartawan. (999)