BENGKULUEKSPRESS.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah dinilai memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu.
Namun, di sisi lain, program tersebut juga berpotensi mendorong laju inflasi jika tidak diimbangi dengan pengendalian pasokan bahan pangan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal, pada Kamis (6/11/2025).
"Program MBG memang memberikan efek ekonomi yang baik karena meningkatkan daya beli dan permintaan masyarakat. Tapi di sisi lain, juga bisa memicu inflasi jika suplai bahan pangan tidak seimbang dengan permintaan," jelas Win Rizal.
BACA JUGA:Selain Festival Tabut, 4 Festival di Kabupaten Ikuti Kurasi KEN 2026
BACA JUGA:39.364 Orang di Bengkulu Jadi Pengangguran, Kota Bengkulu Tertinggi
Menurutnya, pelaksanaan program MBG telah meningkatkan permintaan terhadap beberapa komoditas utama seperti telur dan daging ayam.
Kondisi ini, jika tidak diantisipasi dengan penambahan stok, dapat menimbulkan tekanan harga di pasar.
"Harus ada upaya untuk meningkatkan supply, terutama ayam dan telur, agar stok tetap tersedia. Ini menjadi tantangan bagi kita semua," tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Win Rizal menekankan pentingnya pemberdayaan peternak lokal agar dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan di daerah tanpa bergantung pada pasokan dari luar provinsi.
"Selama ini peternak lokal kalah bersaing karena terkendala pada biaya pakan yang mahal. Banyak pakan ternak didatangkan dari luar, seperti Lampung, sehingga biaya produksi lokal jadi lebih tinggi," ujarnya.
Ia menilai, salah satu solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah tersebut adalah meningkatkan ketersediaan bahan baku pakan ternak, salah satunya melalui pengembangan komoditas jagung di tingkat lokal.
“Sekarang Polri juga sedang gencar mengembangkan jagung. Selain untuk kebutuhan pangan, jagung pipil juga bisa digunakan sebagai bahan pakan ternak. Ini bisa menjadi langkah strategis untuk memperkuat sektor peternakan lokal,” tutupnya.
Dengan demikian, keberhasilan program MBG tidak hanya bergantung pada distribusi makanan bergizi, tetapi juga pada kemampuan daerah dalam menjaga kestabilan pasokan pangan dan memperkuat rantai ekonomi lokal.